Sama sekali tidak bisa diterima ada lubang dalam hukum yang membuat para fedofil menulis dan menyalurkan dokumen-dokumen menjijikkan ini"
Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris David Cameron berusaha menutup pergerakan para pelaku fedofilia dengan menyamakan perlakuan hukum kepada mereka dengan perlakuan kepada teroris.
Surat kabar The Guardian dalam lamannya hari ini menyatakan ketentuan untuk menyamakan perlakuan kepada para fedofil dengan perlakuan kepada pelaku terorisme itu akan dimasukkan sebagai salah satu isi Queen's Speech (pidato kenegaraan dari kepala negara Inggris).
Cameron juga mengatakan ingin menutup lubang hukum sehingga para predator seksual tidak bisa membuat "manual" (buku panduan) tentang kiat-kiat bagaimana mengidentifikasi dan merayu korban.
Di masa mendatang, pemerintah Inggris ingin para fedofil menghadapi sanksi serupa dengan para ekstremis yang mengunduh petunjuk-petunjuk pembuatan bom.
Isu ini mencuat setelah lembaga intelijen Inggris GHCQ dan Badan Kriminal Nasional (NCA) mendapati contoh panduan online para fedofil di internet yang disebut sebagai "web gelap".
"Sama sekali tidak bisa diterima ada lubang dalam hukum yang membuat para fedofil menulis dan menyalurkan dokumen-dokumen menjijikkan ini," kata Cameron.
"Saya ingin memastikan kita melakukan apa saja untuk melindungi anak-anak dan untuk itulah mengapa saya mengategorikannya ilegal," sambung dia kepada Sunday Times.
RUU ini diperkirakan akan diundangkan pada pemilu tahun depan dan bisa diterapkan sebagai amandemen pada Undang-undang Publikasi Materi Cabul (Obscene Publications Act) 1959, lapor koran itu.
Undang-undang Terorisme 2000 mengategorikan manual pelatihan teroris sebagai kejahatan, demikian The Guardian.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014