Jakarta (ANTARA) - Laode Ida, tokoh politik dan akademisi, kini mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam Pilkada 2024.

Nama Laode Ida dikenal luas melalui kiprahnya sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI selama 10 tahun dan terakhir sebagai anggota Ombudsman RI periode 2016 - 2021.

Memiliki pengalaman dalam berbagai bidang, baik di pemerintahan maupun masyarakat, membuatnya menjadi salah satu figur penting dalam perpolitikan Sulawesi Tenggara.

Maju sebagai cawagub bersama cagub Lukman Abunawas, Laode Ida diusung oleh gabungan sejumlah partai, yakni Perindo, PDI-P, Demokrat, PKB, Garuda, dan Partai Buruh.

Profil Laode Ida

Laode Ida lahir di Tobea, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, pada 12 Maret 1961. Latarbelakang yang ia miliki merupakan seorang politikus dan sosiolog.

Putera daerah Sultra ini merupakan lulusan dari Magister dan Doktor jurusan Sosiologi di Universitas Indonesia. Sedangkan pendidikan Sarjana studi Pembangunan Masyarakat ia dapatkan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta (IKIP) yang sekarang adalah Universitas Negeri Jakarta. Selain itu, Laode aktif mengikuti pendidikan non-formal di luar negeri.

Awal kariernya bermula tahun 1986 menjadi pembina program pendidikan non-formal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahun 1997, Laode menduduki Staf Ahli bidang Sosial Politik dan Pedesaan, Fraksi Karya Pembangunan di DPR.

Laode pernah berprofesi sebagai jurnalis harian Angkatan Bersenjata dan tahun 1991, dan pernah menjadi sebagai editor penerbit PT Fikahati Aneska.

Kemudian, Laode menjadi seorang PNS sebagai dosen di Universitas Halu Oleo tahun 1988 - 2001. Kemudian pada tahun 2001 - 2004 ia lanjut menjadi dosen di Universitas Negeri Jakarta sekaligus menjadi partisipasi awal pengadaan jurusan sosiologi UNJ tahun 2002.

Tahun 2016-2021, Laode menduduki posisi sebagai Komisioner Ombudsman RI dan tahun 2010 berhasil meraih prestasi dengan penghargaan Bintang Mahaputra Utama yang diberikan langsung dari Presiden SBY.

Tertarik untuk terjun ke dunia politik, tahun 2004 Laode mengundurkan diri dari ASN karena mencalonkan diri menjadi anggota DPD RI Dapil Sulawesi Tenggara. Ia pun berhasil meraih kursi DPD RI periode 2004-2009 dan 2009-2014 bahkan juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD RI.

Laode juga pernah menjadi anggota Ombudsman RI periode 2016 - 2021.

Baca juga: Profil Hugua, mantan Bupati Wakatobi yang jadi Cawagub Sultra 2024

Profil singkat Laode Ida

Keluarga
Istri: Yuniar Budiyanti
Anak: Ahmad N. Fadl, Noor Fadila, Waode Inaya Diza Maina, Laode Faz Karabias

Pendidikan
  • SD Negeri Tobea. Raha, Muna, tahun 1974
  • SMEP Negeri Raha. Raha, Muna, tahun 1977
  • SMEA Negeri Raha. Raha, Muna, tahun 1981
  • S1 (Sarjana) Jurusan Pembangunan Masyarakat dan Pendidikan non formal IKIP Jakarta, (Sekarang Universitas Negeri Jakarta, tahun 1985
  • S2 (Magister) Universitas Indonesia (UI), tahun 1995
  • S3 (Doktor) Sosiologi Universitas Indonesia (UI), tahun 2002
  • Setara S2, LEAD (Leadership for Environment and Development), Kajian Program Berkelanjutan (Sustainable Development). Jakarta – Kosta Rica – Okinawa (Jepang), tahun 1995-1997
  • Fellowship: Eisenhower Fellowship Program for Emerging Leader (Eisenhower Foundation) on Local Government Management and Accountability. USA, tahun 1998
  • International Visitor Program on US Political System + Kajian Social Culture tentang Gerakan Sosial di Amerika Serikat. USA, tahun 1998.
Baca juga: Profil Andi Sumangerukka "ASR", Cagub Sulawesi Tenggara Pilkada 2024

Pengalaman
  • Anggota Ombudsman RI 2016-2021
  • Wakil Ketua DPD RI dua periode 2004-2014
  • Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), tahun 2001-2004
  • Dosen Universitas Haluoleo Kendari, tahun 1987-2000
  • Anggota Komisi Konstitusi Republik Indonesia, tahun 2003-2004
  • Bappenas-World Bank. Expert on Public Policy pada Program Pengentasan Kemiskinan, tahun 2002-2003
  • Konsultan untuk Program City Development Strategy (CDS) Departemen Kimpraswil–Depdagri-World Bank, tahun 2001-2002
  • Team Work Partnership for Governance Reform in Indonesia, tahun 2001-2002
  • Direktur Pusat Studi Pengembangan Kawasan (PSPK) Jakarta, 1999-2004
  • Staf Ahli bidang Sosial Politik dan Pedesan untuk Fraksi Karya Pembangunan DPR RI, tahun 1997-1999
  • Koordinator Program Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Jakarta, tahun 1999-2004
  • Team Work UNDP, 1999
  • Senior Management Staff untuk Program Pengembangan Wilayah Ditjen Bangda Depdagri, tahun 1995-1996
  • Koordinator program Pengembangan Nelayan (Fisherry Development Program) di Provinsi Sulawesi Tenggara, BORDA (Jerman)-PT Spektra Jakarta, tahun 1993-1995
  • Editor Ahli, PT Fikahati Aneska (Penerbit) Jakarta, tahun 1991-1992
  • Wartawan untuk wilayah Sulawesi Tenggara, Harian Angkatan Bersenjata tahun 1988-2000
  • Pembina Program Pendidikan Non Formal, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, tahun 1986-1987
  • Anggota Dewan Pengurus Parliamentary Network on the World Bank (PNoWB), tahun 2008-2011.
  • Terpilih di Paris, Perancis, November 2008 mewakili Asia Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat Wakil Ketua Bidang Politik dan Luar Negeri, tahun 2006-2011.
Baca juga: Bawaslu ajak masyarakat Sultra kawal pilkada serentak 2024

Baca juga: Polda Sultra tes psikologi pengawal pribadi calon kepala daerah

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024