Jakarta (ANTARA) - Vice President Dekarbonisasi PT PLN (Persero) Ricky Cahya Andrian mengatakan, Indonesia punya potensi untuk menghasilkan 3.687 gigawatt energi terbarukan, dan potensi tersebut dapat tercapai dengan menggunakan hidrogen hijau. 

"Sekarang, kita menggunakan hanya sebagian dari potensi ini, utamanya untuk menghasilkan listrik. Seperti yang Anda lihat, sekarang kita baru menggunakan listrik, tapi belum aspek lainnya seperti molekul," kata Ricky.

Dalam diskusi tematik di Indonesia International Sustainable Forum 2024 di Jakarta, Jumat, dia menyebut bahwa hidrogen hijau dihasilkan oleh proses elektrolisis air menggunakan energi terbarukan. Hidrogen hijau, ujarnya, melengkapi sumber energi terbarukan lainnya, seperti udara dan surya.

Selain itu, ujarnya, hidrogen hijau adalah solusi berupa energi bersih yang dapat menarik investasi, memperluas lapangan kerja, serta menjadikan Indonesia yang terdepan di dunia dalam transisi energi.

"Transisi menuju masa depan dengan energi bersih bukan hanya praktik lingkungan, namun juga sebuah peluang ekonomi," kata Ricky.

Ricky menyebut bahwa Indonesia punya target ambisius untuk mengurangi emisi karbon sebesar 30 hingga 40 persen dari level aktivitas bisnis normal (business as usual) pada 2030. Hal tersebut, katanya, terkait dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap perubahan iklim.

Berbagai dampak perubahan iklim, katanya, seperti kenaikan permukaan laut, cuaca ekstrem, dan perubahan pola hujan, berisiko terhadap ekosistem serta ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, target ambisius tersebut penting guna memastikan dampak terburuk perubahan iklim dapat dimitigasi, dan masa depan yang lebih baik ada untuk generasi selanjutnya.

Namun sayangnya, kata dia, dengan kondisi saat ini, di mana ada peningkatan aktivitas di sektor energi, emisi Indonesia malah akan menjadi dua kali lipatnya pada 2030. Ricky menilai hal itu menjadikan hidrogen hijau semakin penting.

Dia menilai, hidrogen hijau adalah energi yang dapat mempercepat dekarbonisasi di berbagai sektor, karena energi tersebut bisa dipakai untuk berbagai hal, seperti transportasi, industri, dan pengisian tenaga.

Untuk sektor industri, katanya, hidrogen hijau dan turunannya, seperti amonia dan metanol, dapat memicu dekarbonisasi industri seperti pupuk dan semen.

Oleh karena itu, katanya, pemerintah melihat pentingnya hidrogen hijau, sehingga mereka secara aktif menciptakan peta jalan hidrogen yang komprehensif. Strategi Hidrogen Nasional oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, katanya, menjadi langkah pertama dalam hal ini.

Strategi ini, ujarnya, fokus pada tiga pilar, yakni mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, membangun pasar hidrogen domestik yang kuat, serta menjadi eksportir hidrogen utama di kancah global.

Baca juga: PLN sebut hidrogen hijau miliki potensi bisnis yang besar
Baca juga: Howe-Baker International Menandatangani Nota Kesepahaman dengan D.Energy untuk Memelopori Produksi Hidrogen Bersih
Baca juga: Kementerian ESDM siapkan regulasi percepat pengembangan hidrogen hijau

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024