"Peluang Indonesia dan Tiongkok sebenarnya 50:50, tinggal bagaimana tim pelatih menyiapkan strategi saja. Harus diingat, Piala Thomas ini sifatnya beregu jadi peluang demikian terbuka lebar, berbeda dengan negara lain, semisal Malaysia yang hanya memiliki Lee Chong Wei," kata Taufik seusai tampil pada pertandingan ekshibisi Milo School Competition 2014 di Palembang, Sabtu.
Juara Indonesia Open enam kali ini mengemukakan, dengan format pertandingkan lima partai yang terdiri atas tiga nomor tunggal dan dua nomor ganda ini justru menjadi peluang sendiri bagi Tim Merah Putih.
"Untuk nomor ganda, Indonesia masih di atas Tiongkok. Artinya, bisa bermain di sini dalam menerapkan susunan pemain," kata mantan atlet nasional ini.
Berdasarkan hasil undian, Tim Thomas dibagi menjadi empat grup yakni grup A, grup B, grup C, dan grup D.
Tim Indonesia yang kali ini berstatus sebagai unggulan pertama berada di grup A bersama dengan Thailand, Nigeria, dan Singapura.
Tiongkok yang berstatus sebagai unggulan kedua dan juara bertahan berada di grup D bersama China Taipei, Rusia, dan Prancis.
Grup C dihuni oleh Malaysia, Korea, Jerman, dan India, sementara grup B dihuni Jepang, Denmark, Hongkong, dan Inggris.
Tim Uber juga dibagi menjadi empat grup yaitu Tim Tiongkok yang berstatus sebagai unggulan pertama dan juara bertahan berada di grup A bersama dengan Tiongkok Taipei, Inggris, dan Singapore.
Indonesia sendiri berstatus sebagai unggulan kelima berada di grup B bersama Korea, Australia, dan Singapura.
Menurut Taufik, peluang Tim Uber Indonesia relatif kecil karena para pemain nasional keluar dari sepuluh besar dunia.
"Bukan bermaksud mengecilkan, namun untuk sektor putri masih sulit untuk berbicara karena dominasi Tiongkok demikian terasa," ujarnya.
Gelar Thomas Cup terakhir dirasakan Indonesia pada medio 2002, sementara untuk Uber Cup yakni tahun 1996.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014