kita punya area luas yang cocok untuk budidaya rumput laut, tetapi kita baru memanfaatkan 1 persen dari area tersebut
Jakarta (ANTARA) - Indonesia membidik potensi sumber daya laut yang belum tergarap optimal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sektor maritim, kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Firman Hidayat.

Dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Jumat, Firman mengatakan bahwa kontribusi sektor maritim terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional saat ini 7,9 persen. Indonesia menargetkan dapat meningkatkan kontribusi ini menjadi 15 persen pada 2045.

Pertumbuhan sektor kemaritiman dalam lima tahun terakhir juga tak signifikan, hanya sekitar 2 persen, padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran 5 persen selama dua dekade terakhir.

Firman mengatakan salah satu fokus utama pemerintah untuk memanfaatkan potensi laut Indonesia adalah mendorong hilirisasi komoditas maritim.

Ia menyebut Indonesia memiliki potensi besar dalam budidaya rumput laut, tetapi baru memanfaatkan sebagian kecil dari area yang ada. Padahal, rumput laut memiliki nilai tambah yang tinggi, seperti untuk produksi bioplastik dan bahan bakar nabati.

Baca juga: Menko Marves tekankan ekonomi biru dalam eksplorasi kelautan

Baca juga: RI susun neraca sumber daya kelautan


“Kita adalah produsen rumput laut kedua terbesar di dunia, kita punya area luas yang cocok untuk budidaya rumput laut, tetapi kita baru memanfaatkan 1 persen dari area tersebut,” ujar Firman.

Produksi rumput laut Indonesia masih belum optimal. Saat ini budidaya rumput laut baru mencapai 102 ribu ha atau 0,8 persennya saja. Lebih dari 60 persen ekspor rumput laut masih dalam bentuk mentah atau rumput laut kering, dengan hilirisasi yang terbatas.

Indonesia, yang 70 persen wilayahnya adalah laut, juga disebut memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan dari laut, tetapi peluang ini masih belum dimanfaatkan.

Selain itu, Firman mengatakan pemerintah gencar melakukan eksplorasi laut untuk mengungkap potensi sumber daya laut yang belum terjamah.

Hasil eksplorasi terbaru menunjukkan adanya keanekaragaman hayati laut yang tinggi di laut Indonesia, seperti penemuan spesies ikan kuno di perairan Sulawesi Utara. Spesies ini sudah hidup sekitar 400 juta tahun yang lalu, dan diperkirakan sudah punah 60 juta tahun yang lalu.

Ia lebih lanjut menyatakan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyeimbangkan antara pemanfaatan sumber daya laut dan pelestarian lingkungan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menetapkan hampir 10 persen kawasan laut sebagai kawasan lindung untuk melindungi keanekaragaman hayati laut.

Baca juga: KKP: PIT seimbangkan ekonomi dan ekologi sektor kelautan perikanan

Baca juga: Kemenko Marves: Industrialisasi maritim berpeluang dikembangkan


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024