Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewaspadai El Nino lemah yang membuat kondisi cuaca Indonesia kering dengan sedikit curah hujan, sehingga berpotensi memicu terjadinya kebakaran lahan gambut.

"Selain kebakaran lahan gambut, juga berpotensi terjadi bencana asap, khususnya di Provinsi Riau," kata Kepala Bidang Data BNPB Agus Wibowo kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.

Ia mengatakan BNPB menerima laporan lengkap dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru bahwa gejala anomali El Nino cenderung terjadi mulai Mei 2014 hingga Januari 2015.

Secara klimatologis, ujarnya, pada Mei hingga September curah hujan di wilayah Riau relatif sedikit. Dengan adanya E Nino, maka curah hujan akan lebih sedikit dari kondisi normal sehingga berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan.

Ia memprakirakan potensi tersulutnya api pada Mei akibat kondisi kering akan merata di 12 kabuparen/kota di Riau yang rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan, seperti Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Bengkalis, Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi.

Kondisi tersebut akan makin parah pada bulan Juni 2014, ujarnya.

"Selain itu, pada periode Juni-September arah angin akan bergerak dari selatan hingga barat daya menuju utara dan timur laut sehingga bila terjadi kebakaran hutan dan lahan, asap yang ditimbulkan akan berpotensi mengarah ke negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura," kata Agus Wibowo.

Ia mengatakan pemerintah pusat melalui BNPB akan terus berkomitmen untuk membantu pemerintah daerah setempat untuk menanggulangi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Sebelumnya, bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan melanda Riau pada Februari hingga 4 April.

Agus mengatakan, berdasarkan citra satelit NOAA 18 menunjukan titik panas pada Februari lalu mencapai 2.208 titik, sedangkan pada Maret 2014 sampai dengan 23 Maret 2014 mencapai 1.398 titik.

Kualitas udara pun menunjukkan pada kondisi berbahaya di hampir seluruh wilayah Riau pada Maret 2014.

Kondisi tersebut mendapatkan perhatian khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera menginstruksikan penanganan secara terpadu pemadaman api dan asap.


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014