Banda Aceh (ANTARA) - Lifter Papua Natasya Beteyob tidak memandang remeh persaingan di cabang angkat besi kelas 59 kilogram putri Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024, meski ia berstatus atlet nasional.
Natasya sukses memenangi medali emas di kelas tersebut dengan mencatatkan total angkatan 214 kilogram. Total angkatan tersebut cukup jauh dari dua pesaing terdekatnya, yakni pemenang medali perak Sarah asal Jawa Barat dengan 205 kilogram dan pemenang medali perunggu Tania Constantia asal Jambi dengan 178 kilogram.
“Puji Tuhan karena masih dikasih kesempatan untuk dapat medali, karena saingan saya ini (Sarah) lumayan berat dia. Waktu di pelatnas, kami sering kejar-kejaran. Tapi ya Puji Tuhan masih dikasih kesempatan untuk dapat medali emas,” kata Natasya pada konferensi pers usai pertandingan di GOR Seramoe, Banda Aceh, Jumat.
Sebagaimana atlet angkat besi lainnya, Natasya pun sempat mengalami cedera saat berlatih. Ia sempat tidak dapat melakukan gerakan jongkok beberapa bulan silam.
“Puji Tuhan lancar persiapannya. Kemarin sempat tidak bisa jongkok sama sekali, itu lima bulan yang lalu. Tapi makin ke sini sudah pemulihan jadi sudah sembuh. Sudah siap. Sekitaran 100 persen lah,” kata lifter yang turut membela Indonesia pada Asian Games Hangzhou 2022 itu.
Di level nasional, Natasya kini sudah tergolong memiliki jam terbang tinggi. Namun ia memiliki sikap mental yang sama seperti seniornya, Eko Yuli Iriawan, yakni tetap akan memberikan perjuangan terbaik di setiap ajang yang diikuti.
Baca juga: Lifter Papua Natasya pecahkan rekornas kelas 59 kg putri
“Sama seperti Mas Eko. Biar umur sudah di atas tapi kalau masih bisa fight, belum ada yang bisa mengalahkan ya tetap. Tidak akan menyerah,” tutur atlet 24 tahun itu.
Dalam pengamatannya, perhatian dan minat terhadap olahraga angkat besi kini sudah semakin membaik dibanding sebelumnya. Namun ia berharap perhatian lebih dapat diberikan oleh pemerintah, khususnya di level daerah, agar cabang angkat besi dapat terus mengukir prestasi pada masa yang akan datang.
“Kalau untuk sekarang sih perhatian sudah bagus, cuma untuk di daerah kurang. Di daerah saja yang kurang, karena mereka mungkin lebih fokus ke bola kaki atau cabang yang lebih populer. Jadi kita angkat besi kadang tidak terlalu populer, jadi mungkin perhatiannya kurang,” pungkasnya.
Baca juga: Eko Yuli belum mau pensiun jika juniornya belum mampu menandingi
Baca juga: Klarisa atasi adangan mental untuk menangi medali emas angkat besi
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024