keberlanjutan sebagai sebuah aksi untuk menjadi sadar tanpa merusak lingkungan, serta mengambil langkah-langkah tanpa merusak lingkungan

Jakarta (ANTARA) - Puteri Indonesia Lingkungan 2024 Sophie Kirana dalam acara Indonesia International Sustainability Forum di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa keinginan untuk mendapatkan validasi sosial dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan.

Sophie mengatakan terdapat sebuah fenomena di mana orang cenderung mengikuti hal yang kebanyakan orang lakukan, dan mereka berpikir bahwa jika sesuatu tersebut dilakukan banyak orang maka hal tersebut adalah benar. Dengan melakukan hal itu, katanya, mereka mendapatkan validasi sosial.

"Saya kira dengan fenomena validasi sosial ini, kita bisa (memanfaatkannya) dengan cara berkolaborasi dengan banyak figur publik yang bisa menginspirasi dan memberikan dampak, serta menunjukkan seperti apa hidup yang berkelanjutan (diterapkan) dalam keseharian," katanya.

Dia menjelaskan banyak yang mengira bahwa hidup berkelanjutan itu sekedar membeli barang-barang ramah lingkungan. Namun, katanya, hal itu merupakan sebuah miskonsepsi.

"Saya mendefinisikan keberlanjutan sebagai sebuah aksi untuk menjadi sadar tanpa merusak lingkungan, serta mengambil langkah-langkah tanpa merusak lingkungan," katanya.

Baca juga: Dirjen EBTKE sebut draf revisi PP KEN telah disepakati

Baca juga: Pendanaan campuran bantu negara berkembang wujudkan transisi energi

Dia berharap keberlanjutan menjadi sebuah gaya hidup yang diterapkan dalam keseharian orang-orang.

Dalam kesempatan itu, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Krüger Giverin mengatakan bahwa setiap orang memiliki peran penting dalam mempromosikan keberlanjutan pada khalayak, contohnya figur publik yang mempengaruhi kebiasaan orang, serta korporasi yang membuat produk-produk ramah lingkungan yang terjangkau namun tetap menguntungkan.

Namun, katanya, dalam membangun kebiasaan itu, publik dipengaruhi oleh sistem sehingga perlu ada sistem yang dibangun pemerintah yang dapat membangun gaya hidup itu.

Dia mencontohkan pengalamannya di Norwegia, di mana di setiap kemasan produk yang dia pakai terdapat simbol yang memberitahukan ke mana kemasan tersebut harus dibuang setelah selesai dipakai.

"Dan setelah masuk situ (tempat sampah), ke mana saya harus memindahkannya? Dan saya juga tentunya merasa yakin bahwa ini akan diurus oleh pemerintah lokal, dan akan diproses sebaik mungkin dalam ekonomi sirkular," katanya.

Dia mengatakan dengan memberikan informasi serta membuat orang percaya melalui regulasi, standar dan insentif, maka gaya hidup itu terbangun.

Baca juga: Paul Polman sebut tiga hal untuk membangun bisnis berkelanjutan di RI

Baca juga: Kemenko Marves sebut perubahan iklim harus diatasi dari berbagai sudut

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024