Jakarta (ANTARA) - Setiap tanggal 8 September masyarakat Internasional termasuk di Indonesia memperingati Hari Aksara seperti yang telah ditetapkan oleh UNESCO, Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya.
Peringatan Hari Aksara sangat penting karena mengingatkan semua orang pentingnya melek huruf. Aksara adalah landasan utama berkembangnya ilmu pengetahuan yang merupakan fundamen utama peradaban modern.
Dalam pengertian sederhana aksara berkaitan dengan kemampuan orang membaca, sedangkan membaca bagian dari literasi.
Pengertian literasi sendiri sebenarnya cukup kompleks dan dinamis. Namun, umumnya masyarakat masih banyak memaknainya secara sempit sebagai kemampuan membaca dan menulis.
Organisasi nirlaba global Education Development Center (EDC) memberikan pengertian lebih luas tentang literasi, yaitu kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan keahlian yang dimiliki dalam hidupnya.
Sedangkan National Institute for Literacy (NIT), organisasi yang berfokus pada peningkatan kemampuan literasi di Amerika Serikat memaknai literasi sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Pengertian literasi di atas jika digunakan untuk melakukan refleksi Hari Aksara Nasional maka banyak kemajuan yang telah dicapai di Indonesia.
Setiap tahun, Kemendikbudristek terus menggalakkan program penuntasan buta aksara ini secara terstruktur. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, angka buta aksara di Indonesia usia 15 hingga 59 tahun tinggal 1,50 persen atau sekitar 2.666.859 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan data angka buta aksara tahun 2014 sebesar 4,88% dan tahun 2021 sebesar 1,56 persen atau sekitar 2.761.189 orang.
Penurunan angka buta aksara ini adalah salah satu indikator dari keberhasilan atau kemajuan pendidikan suatu negara atau bahkan telah menjadi komitmen dunia yang tertuang dalam program Education 2030 (Sustainable Development Goals).
Jika kita menggunakan parameter literasi sebagai kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya, bukan sekadar kemampuan membaca, terdapat kemajuan pendekatan yang signifikan dalam lima tahun terakhir melalui kurikulum Merdeka Belajar yang membuka semua saluran yang menghubungkan dunia pendidikan dengan dunia kerja.
Merdeka Belajar merupakan inisiatif dari Kemendikbudristek yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan otonomi lebih besar kepada institusi pendidikan tinggi serta mendorong mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan relevan dengan dunia kerja.
Salah satu bagian dari kebijakan Merdeka Belajar adalah program Kampus Mengajar. Program ini bukan hanya memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus tetapi juga meningkatkan literasi dan numerasi siswa di sekolah tempat mereka mengajar dan membantu menjadi asisten guru.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak 2021 juga menyelenggarakan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Program MSIB merupakan salah satu program unggulan Kemendikbudristek sebagai implementasi dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program ini memberikan hak belajar di luar program studi selama tiga semester bagi mahasiswa Indonesia. Mahasiswa diajak untuk masuk ke dalam ekosistem dunia usaha dan dunia industri, berinteraksi dengan para praktisi yang ahli di bidangnya, dan melihat langsung bagaimana dunia kerja bergerak.
Program ini memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja serta berbagai pengetahuan dan keterampilan praktis langsung dari dunia industri. Program MSIB Angkatan 5 yang digelar pada 2023 diikuti lebih dari 36 ribu mahasiswa program sarjana maupun program diploma dari lebih dari 800 perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Para mahasiswa dipilih melalui serangkaian proses seleksi. Mereka mengikuti kegiatan magang ataupun kegiatan studi independen di 222 instansi maupun perusahaan dari berbagai sektor usaha.
Dengan mendekatkan konektifitas seperti itu diharapkan Mahasiswa akan lebih siap menghadapi lingkungan kerja setelah lulus karena telah memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang realitas industri. Harapannya melalui kegiatan ini pula mahasiswa akan mengasah berbagai kompetensi yang juga akan berguna nantinya sebagai bekal dalam mengarungi dunia kerja setelah lulus kuliah,”
Dengan mengikuti program, mahasiswa aktif yang minimal berada pada semester tiga untuk jenjang diploma dan semester lima untuk jenjang sarjana akan menjalani satu semester dari waktu studi mereka di perusahaan atau instansi mitra MSIB.
Selain itu, mereka juga akan memperoleh pengakuan hasil belajar berupa satuan kredit semester senilai hingga 20 SKS.
Sebagai program yang dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran mahasiswa, mitra yang terpilih untuk Program MSIB merupakan perusahaan atau instansi yang memiliki rancangan pembelajaran berbasis proyek dan terstruktur untuk program magang, serta kurikulum pembelajaran mandiri dan studi kasus untuk program studi independen. Pada kedua jenis program ini, mahasiswa akan didampingi oleh mentor yang akan memberikan pendampingan selama mereka mengikuti program.
Banyak mahasiswa/pelajar peserta magang berasal dari keluarga kurang mampu. Beberapa diantaranya bahkan menerima “golden ticket” atau tawaran pekerjaan langsung dari mitra magang. Bisa dikatakan terobosan di sektor pendidikan ini sudah sangat bagus untuk menciptakan konektifitas dengan dunia kerja.
Maka sekali lagi, jika literasi dimaknai sebagai kemampuan dalam menggunakan semua potensi dan keahlian yang dimiliki untuk memecahkan masalah, tidak salah jika kita katakan bahwa Indonesia sudah berada di jalur yang benar dalam meningkatkan literasi anak bangsa.
*) M. Aminudin adalah Peneliti Senior Institute for Strategic and Development Studies (ISDS). Pernah menjabat sebagai Staf Ahli Pusat Pengkajian MPRRI tahun 2005, Staf Ahli DPR-RI 2008, Pengurus Pusat Ikatan alumni UNAIR, Entreneurship Depart.
Copyright © ANTARA 2024