Washington (ANTARA) - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (5/9) mengatakan dirinya tidak tahu apa yang harus dikatakan setelah pemimpin Rusia menyampaikan dukungannya kepada Wakil Presiden Kamala Harris pada pemilihan presiden AS 5 November mendatang.
"Putin mengemukakannya hari ini. Dia mendukung Kamala, dan saya tidak tahu harus bagaimana, apakah akan meneleponnya dan berkata, 'Terima kasih banyak. Saya sangat menghargainya.' Namun, ia mendukung Kamala," ujar Trump di New York Economic Club.
"Saya punya firasat. Saya tidak tahu harus berkata apa tentang itu. Saya tidak tahu apakah saya merasa terhina atau dia membantu saya," tambah Trump.
Pernyataan Trump muncul setelah Vladimir Putin mengatakan Rusia mendukung Harris, yang menggantikan Presiden AS Joe Biden sebagai kandidat Partai Demokrat setelah Biden mundur dari bursa pemilihan presiden.
"Saya katakan bahwa favorit kami, jika boleh saya katakan, adalah Presiden petahana Biden. Ia (Biden) disingkirkan dari persaingan, tetapi ia menyarankan agar semua pendukungnya mendukung Harris. Jadi, kami akan melakukan hal yang sama, kami akan mendukungnya (Harris)," kata Putin dalam sebuah forum ekonomi di Rusia.
Presiden Rusia itu kemudian melemparkan gurauan bahwa sejak Harris tertawa dengan sangat ekspresif dan menular, itu berarti dia baik-baik saja, jadi dia tidak akan menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Rusia.
Pernyataan Putin tersebut langsung mendapat teguran dari Washington.
"Putin harus berhenti bicara tentang pemilu kita, titik. Dia seharusnya tidak memihak siapa pun," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, kepada wartawan.
Kirby menambahkan bahwa Putin juga seharusnya berhenti mencampuri pemilihan, sehari setelah AS mengumumkan tuduhan atas dugaan upaya Rusia mempengaruhi pemilu 5 November.
Diketahui bahwa Biden yang ditetapkan untuk mewakili Partai Demokrat dalam pemilihan presiden, mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan pada 21 Juli dan mendukung Harris untuk menggantikannya.
Sementara Trump, yang memiliki hubungan yang lebih bersahabat dengan Putin daripada Biden atau Harris, menerima persetujuan dari Partai Republik untuk menjadi presiden.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Harris dan Trump bersaing ketat di negara-negara bagian penentu
Baca juga: Apa bedanya rencana kebijakan ekonomi Kamala Harris dan Donald Trump?
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024