Banda Aceh (ANTARA) - Lifter Jakarta Shafira Dwi Puspita mengaku dirinya pernah menggeluti cabang rugby sebelum kembali tekuni angkat besi.

Shafira berhasil membawa pulang medali perak pada kelas 49 kilogram putri, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara di GOR Seramoe, Banda Aceh, Kamis.

Ia mencatatkan torehan total angkatan 145 kilogram, dengan rincian 65 kilogram pada snatch dan 80 kilogram pada clean and jerk. Secara keseluruhan, Shafira menorehkan dua keberhasilan pada snatch dengan 63 kilogram dan 65 kilogram, serta satu kegagalan pada 65 kilogram, serta hanya satu angkatan 80 kilogram.

“Semua atlet pasti pernah (bosan). Tapi kadang ada satu titik saya tidak latihan, sempat pindah ke rugby di kuliah. Tahun 2018, mungkin pindah ke rugby, karena tempat latihan angkat besi jauh. Setahun itu tidak latihan angkat besi. Akhirnya buka PPLP (Jakarta) angkat besi, saya latihan lagi,” kata Shafira kepada Antara.

Baca juga: Angkat besi-Luluk mampu raih emas meski terkendala program latihan

Baca juga: Angkat besi - Juliana Klarisa sumbang medali emas pertama untuk Jambi


Shafira kemudian membeberkan bahwa dirinya sudah sejak kecil mengenal angkat besi, karena ayahnya memiliki tempat latihan angkat besi.

“Pas SMP (mulai kenal angkat besi). Saya rumahnya di Parung Panjang, nah kebetulan bapak saya itu ada klub, bahkan itu tempatnya Mas Eko (Yuli Irawan), Mas Tri (Triyatno) latihan kan. Jadi melihatnya tuh sudah angkat besi,” ucap perempuan 25 tahun itu.

Ia juga memaparkan bahwa dirinya sengaja melakukan satu angkatan clean and jerk, karena mengalami cedera, serta posisinya sudah aman untuk naik podium.

“Jadi sebenarnya di tempat latihan atau itu gak pernah cedera di bagian paha, tapi tiba-tiba baru pertama kali. Bahkan tadi waktu pemanasan pun sudah terasa. Terus ya Alhamdulillah dipaksa sama diri sendiri, coba bisa-bisa,” kata Shafira.

“Tadi sih karena nggak tahu kirain angkatan yang tadi tuh belum mengamankan medali, ternyata sudah mengamankan medali. Karena kalau mau mengejar ke (peringkat) satunya kan terlalu jauh. Risiko juga. Terus ya sudahlah, alhamdulillah di angkatan 80 pun dapat (medali) perak,” pungkasnya.

Baca juga: Angkat besi-Eko Yuli masih digdaya pada kelas 67 kilogram putra

Baca juga: Angkat besi-Rahmat tanpa kesulitan raih medali emas 73 kilogram putra

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024