“Totalnya ada lebih dari 300 pelatihan. Memang ada skala prioritas yang kita berikan kepada pekebun. Kompetensi terkait dengan budidaya sawit ini menjadi hal prioritas yang harus diperkuat sehingga nantinya dapat terstandarisasi,” Kepala Divisi Program Pelayanan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Arfie Thahar, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Program yang rutin dilaksanakan itu menyasar berbagai pihak yang terlibat dalam bisnis Perkebunan kelapa sawit swadaya seperti pekebun, pengurus koperasi (KUD) hingga perangkat pendamping daerah.
Para peserta yang berasal dari berbagai wilayah penghasil sawit ini mengikuti pelatihan melalui undangan berdasar Data Rekomendasi Teknis (rekomtek). Rekomtek berisi daftar peserta ini diajukan oleh Dinas Perkebunan masing-masing wilayah yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Baca juga: Menko Perekonomian serap keluhan pekebun sawit Sumut
Program pengembangan SDM terbagi menjadi dua yakni pelatihan dan beasiswa. Pelatihan sendiri bertujuan untuk peningkatkan keterampilan dan kompetensi dari para pekebun untuk menjalankan praktik baik perkebunan.
Dana tersebut berasal pungutan ekspor, yang kemudian disalurkan ke beragam program strategis pemerintah mulai dari peremajaan sawit rakyat, peningkatan sarana dan prasarana perkebunan, pengembangan SDM, penelitian hingga hulu dan hilirisasi bisnis kelapa sawit.
Arfie menambahkan bahwa pendanaan Program Pengembangan SDM itu sudah berjalan sejak tahun 2016. Hingga tahun 2024, sudah lebih dari 18.000 pekebun mendapatkan pelatihan dan lebih dari 6.000 anak mendapatkan beasiswa. Sepanjang tahun 2021-2024 pendanaan bagi pelatihan dan beasiswa ini meningkat 50 persen setiap tahun.
“Dengan peningkatan pendanaan ini diharapkan semakin banyak pekebun yang bisa merasakan manfaatnya. Program ini menjadi langkah kami mempersiapkan SDM berkualitas yang sanggup mengadapi tantangan bisnis,” tambah Arfie
SEVP Operation LPP Agro Nusantara Pugar Indriawan, mengatakan pemahaman terkait budidaya menjadi kekuatan yang harus dimiliki oleh para petani. Mulai dari bagaimana melakukan re-planting, pengelolaan tanaman, kemudian terkait pengelolaan hama, sampai bagaimana melakukan panen.
“Ini prioritas yang harus diselesaikan kompetensi yang harus dimiliki oleh para pekebun yang ada di Indonesia, kemudian baru kita bicara tentang kompetensi-kompetensi lain yang nanti dibutuhkan. Seperti nanti jika ada kelembagaan, bagaimana mereka mengelola finansialnya, mengelola keuangannya,” jelas Pugar.***
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024