Medan (ANTARA) - Penjabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Sumatera Utara, Tyas Fatoni menyebut penyalahgunaan narkoba, rokok dan seks bebas, harus menjadi perhatian bersama guna mengantisipasi generasi muda menggunakan tiga hal negatif tersebut.

“Penyalahgunaan narkoba, rokok dan seks bebas, harus menjadi perhatian bersama. Karena tiga hal ini yang menjadi tantangan bagi kita untuk mewujudkan generasi emas 2045. Kami sebagai orangtua inginkan kalian menjadi anak-anak hebat," ujar Tyas Fatoni usai sosialisasi bahaya narkoba, rokok, dan seks bebas kepada ratusan siswa SMA dan SMK binaan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumut, di Medan, Kamis.

Menurutnya, generasi muda saat ini memegang peran penting sebagai agen perubahan dan akan menentukan nasib bangsa Indonesia di masa mendatang.

Untuk itu, dia membeberkan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai bahaya narkoba, rokok dan seks bebas kepada para pelajar untuk menghindari tiga hal negatif tersebut.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2023 sebesar 1,73 persen dengan jumlah 3,3 juta orang dengan rentang usia 15-64 tahun.

“Dari jumlah 3,3 juta tersebut, sekitar 2,2 juta adalah anak-anak remaja usia 17-19 tahun. Usia anak-anak seperti yang ada di depan saya ini," kata Tyas.

Sementara mengenai bahaya merokok, lanjut dia, tidak hanya akan menjadi pintu masuk terkait gangguan kesehatan dalam jangka panjang tapi juga pintu masuk dalam penyalahgunaan narkoba.

“Di Indonesia, berdasar survei kesehatan tahun 2023 jumlah perokok mencapai 70 juta orang. Pelaku perokok dimulai usia 10-14 tahun sebesar 18,4 persen. Untuk usia 15-19 tahun sebesar 56,59 persen, ini bukan angka yang main-main. Mudah-mudahan bukan menjadi bagian dari," sebut dia.

Kemudian, terkait pergaulan seks bebas, Tyas Fatoni meminta kepada para pelajar untuk menjauhi perilaku tersebut karena akan merugikan masa depan. Dia juga meminta komitmen para siswa berjanji kepada diri sendiri agar tidak terlibat kepada seks bebas.

“Kita perlu menekankan kepada para siswa dan siswi bahwa narkoba bukanlah jalan keluar dari masalah tetapi justru akan menambah masalah dan menghancurkan masa depan mereka. Saya mengajak kita semua, marilah kita bersama-sama menyelamatkan generasi muda kita dari bahaya narkoba dengan memberikan pendidikan yang benar dan pengawasan yang tepat," ujar dia.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset dan Sumber Daya Alam Manna Wasalwa Lubis mengatakan perkembangan teknologi akses informasi yang tidak terbatas serta pergaulan bebas yang semakin marak memberikan tantangan besar bagi generasi muda, khususnya para siswa dan siswi tingkat SMA dan SMK.

“Masa remaja adalah masa-masa yang penuh dengan dinamika. Masa ini adalah masa pencarian jati diri, masa pembentukan karakter, dan masa di mana seseorang mulai mencari tahu tentang dunia yang lebih luas, di luar lingkungan, keluarga, dan sekolah. Namun di sisi lain, masa ini juga sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif," ujar Manna Wasalwa.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2024