Eco Airport bertujuan untuk mewujudkan bandara yang berorientasi pada lingkungan hidup global, dengan pengelolaan yang terpadu, serasi, dan selaras dengan lingkungan sekitarnya
Banjarbaru (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng) mendukung Bandara Syamsuddin Noor dalam mewujudkan konsep Eco Airport dengan menawarkan berbagai solusi energi ramah lingkungan.

Diskusi terkait hal tersebut berlangsung di Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, pada saat kunjungan manajemen PLN UID Kalselteng dalam rangka memperingati Hari Pelanggan Nasional (HPN) 2024.

General Manager Angkasa Pura I Bandara Syamsuddin Noor Dony Subardono saat dikonfirmasi di Banjarbaru, Kamis, menjelaskan bahwa konsep Eco Airport merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan bandara yang sehat dan berkelanjutan.

"Eco Airport bertujuan untuk mewujudkan bandara yang berorientasi pada lingkungan hidup global, dengan pengelolaan yang terpadu, serasi, dan selaras dengan lingkungan sekitarnya,” ujar Dony.

Dony menambahkan bahwa penerapan Eco Airport didasarkan pada Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 2012 yang mengharuskan setiap bandara untuk menerapkan kebijakan ramah lingkungan.

“Untuk mencapai target ini, kami harus melakukan langkah-langkah implementasi, seperti pembentukan Eco Airport Council, penyusunan Airport Environment Plan, serta pelaksanaan dan evaluasi secara berkala,” tuturnya.

Dia mengharapkan dengan adanya kunjungan PLN dalam rangka HPN ini, disampaikan kebutuhan support penuh PLN untuk mendukung implementasi Eco Airport di Bandara Syamsuddin Noor.

Menanggapi hal tersebut, General Manager PLN UID KalseltengAhmad Syauki menyampaikan dukungan all out PLN terhadap inisiatif Eco Airport di Bandara Syamsuddin Noor.
Bandara Syamsuddin Noor berlokasi di Banjarbaru yang akan menerapkan Eco Airport. (ANTARA/HO-PLN UID Kalselteng)


PLN juga menawarkan solusi berupa Renewable Energy Certificate (REC), sebuah inovasi yang memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang transparan dan diakui secara internasional.

“REC dari PLN adalah bukti bahwa setiap Megawatt hour (MWh) listrik yang digunakan berasal dari pembangkit EBT atau non-fosil. Sistem pelacakan elektronik yang kami gunakan dari APX TIGRs di California, Amerika Serikat, memastikan bahwa REC yang diterbitkan tidak dapat dibeli atau dijual ke pihak lain,” ujar Ahmad Syauki.

Ahmad Syauki juga menjelaskan bahwa harga jual REC PLN adalah Rp35.000, per satu unit, dengan kapasitas 1.000 kilowatt hour (kWh) per unit dan ini paling murah di seluruh dunia.

“Kami yakin, dengan dukungan REC, Bandara Syamsuddin Noor dapat lebih mudah mencapai target lingkungan yang berkelanjutan dan turut serta dalam program nasional untuk Net Zero Emission,” tambahnya.

Selain REC, PLN juga menawarkan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Bandara Syamsuddin Noor sebagai bagian dari program Eco Airport.

“SPKLU akan menjadi infrastruktur penting untuk mendukung peralihan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan di bandara,” ujar Ahmad Syauki.

Dony kembali menilai bahwa pembangunan SPKLU di area bandara akan memberikan manfaat besar bagi penumpang dan pengguna jasa bandara lainnya yang menggunakan kendaraan listrik serta sejalan dengan visi bandara sebagai Eco Airport.

“Kami sangat mendukung inisiatif PLN dalam menyediakan infrastruktur hijau yang akan membantu kami mencapai tujuan keberlanjutan Eco Airport, untuk SPKLU kami akan segera siapkan lokasinya,” pungkas Dony.

Melalui sinergi ini, PLN UID Kalselteng dan Bandara Syamsuddin Noor berkomitmen untuk menciptakan lingkungan bandara yang lebih hijau dan berkelanjutan, serta memberikan layanan yang lebih baik bagi masyarakat dan pengguna jasa bandara.

Baca juga: AP II berkomitmen terapkan Eco-green Airport di seluruh bandara
Baca juga: Bandara di Indonesia diharapkan terapkan "eco-airport"

Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024