New York (ANTARA) - Sedikitnya empat orang tewas dan sembilan lainnya terluka dalam insiden penembakan yang terjadi di sebuah sekolah menengah atas di Negara Bagian Georgia, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (4/9), demikian menurut otoritas setempat.

Empat korban tewas tersebut adalah dua siswa dan dua guru di Sekolah Menengah Atas Apalachee di Barrow County, Georgia, sekitar 70 kilometer sebelah utara Atlanta, kota terbesar di Negara Bagian Georgia.

Pelaku penembakan telah diidentifikasi sebagai Colt Gray (14), seorang siswa di sekolah tersebut, ungkap Direktur Biro Investigasi Georgia (Georgia Bureau of Investigation/GBI) Chris Hosey dalam sebuah konferensi pers pada Rabu sore waktu setempat.

Gray memulai aksi penembakannya di sekolah tersebut sesaat sebelum pukul 10.30 waktu setempat. Dia kemudian langsung menyerahkan diri kepada polisi setelah dikonfrontasi oleh seorang petugas keamanan dan penegak hukum sekolah, kata Hosey.

Beberapa lembaga penegak hukum dan petugas tanggap darurat dikerahkan ke sekolah itu setelah insiden penembakan tersebut. Pelaku penembakan akan didakwa dengan tindak pembunuhan dan diadili sebagai orang dewasa, lanjut Hosey.

Sheriff Barrow County Jud Smith mengatakan dia tidak mengetahui adanya hubungan antara pelaku penembakan dengan para korban.

Hosey menyampaikan bahwa bagian dari investigasi ini adalah mencari tahu setiap aspek dari si pelaku, termasuk hubungannya di sekolah.

Sembilan orang lainnya yang terluka dalam insiden penembakan tersebut telah dilarikan ke rumah sakit, ujar Hosey. Selain pasien dengan luka tembak, lima orang lainnya dirawat di rumah sakit karena mengalami gejala serangan panik, sebut seorang juru bicara rumah sakit.

Sekolah tersebut memberlakukan penutupan setelah insiden penembakan itu terjadi. Menurut Dallas LeDuff, selaku pengawas (superintendent) Barrow County, sekolah-sekolah di wilayah tersebut akan ditutup selama sisa pekan ini.

Insiden penembakan mematikan itu telah mendorong para pejabat meningkatkan patroli di area-area kampus yang ada di Atlanta.

Presiden AS Joe Biden pada Rabu yang sama mengatakan berduka cita atas para korban yang meninggal dunia akibat "kekerasan senjata api yang tak berperikemanusiaan."

"Apa yang seharusnya menjadi musim kembali ke sekolah yang menyenangkan di Winder, Georgia, kini telah berubah menjadi pengingat yang mengerikan tentang bagaimana kekerasan senjata api terus mencabik-cabik masyarakat kita," ujar Biden.

Biden menyerukan kepada para anggota parlemen untuk melarang senapan serbu dan magasin berkapasitas tinggi, mewajibkan penyimpanan senjata api yang aman, memberlakukan pemeriksaan latar belakang secara universal, dan mengakhiri kekebalan hukum bagi produsen senjata api.

Lebih dari 380 penembakan massal telah terjadi di AS sejauh 2024 ini, sebut Gun Violence Archive, yang mendefinisikan penembakan massal sebagai insiden di mana empat atau lebih korban tertembak atau terbunuh. 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024