Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menyiapkan anggaran Rp2,6 miliar untuk membantu membangunkan rumah warga yang terdampak bencana sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap warganya.

"Dengan anggaran yang bersumber dari APBD 2024 sebesar itu, maka masing-masing penerima manfaat mendapatkan bantuan anggaran untuk pembangunan rumah baru sebesar Rp50 juta," kata Bupati Demak Eisti'anah didampingi Pelaksana tugas Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Demak Nanang Tasunar David Narutomo usai menyerahkan bantuan sosial pembangunan baru rumah korban bencana tahap I di Aula Balai Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Kamis.

Salah satu warga Desa Wonorejo yang mendapatkan bantuan pembangunan baru, kata dia, merupakan korban banjir pada bulan Februari dan Maret 2024 karena rumahnya rusak berat, sehingga mendapatkan bantuan pembangunan baru sebesar Rp50 juta.

Ia mengungkapkan bantuan ini berbeda dengan program rumah tidak layak huni (RTLH), karena program RTLH untuk memperbaiki bangunan rumah sehingga nilai bantuan kecil. Sedangkan program bantuan sosial pembangunan baru rumah korban bencana ini nilai bantuannya cukup besar.

Selain warga yang terdampak bencana banjir, kata dia, bantuan tersebut juga diperuntukkan untuk warga terdampak bencana banjir rob dan kebakaran.

Untuk warga terdampak rob, imbuh dia, ada yang dibuatkan bangunan rumah panggung karena enggan relokasi. Sedangkan yang bersedia relokasi difasilitasi pinjaman uang ke lembaga perbankan untuk pembelian tanah, sedangkan pembangunan rumahnya dibantu Pemkab Demak.

Warga terdampak rob yang menjadi sasaran bantuan pembangunan baru, yakni tersebar di Desa Dombo, Kecamatan Sayung dan Kecamatan Bonang.

"Hingga saat ini, kami sudah menyalurkan bantuan sosial pembangunan baru rumah korban bencana hingga 80-an persen dari total jumlah penerima," ujarnya.

Plt Kepala Dinperkim Kabupaten Demak Nanang Tasunar David Narutomo menambahkan bahwa bantuan yang diberikan harus digunakan untuk membeli material senilai Rp49,6 juta, sedangkan Rp400 ribu untuk pembuatan dokumen administrasi.

Pembelian bahan materialnya, meliputi panel rumah sistem panel instan (Ruspin), material dinding, material atap, dan material lainnya. Sedangkan untuk pondasi dan upah pekerja dibiayai secara mandiri oleh penerima bantuan atau gotong-royong warga.

Dana bantuan tersebut, kata dia, diserahkan ke penerima bantuan dengan difasilitasi Bank Jateng melalui virtual account dengan cara transfer.

Anis Fatmala, penerima bantuan mengaku berterima kasih karena rumahnya setelah terdampak banjir dua kali, tidak bisa ditempati. Sedangkan saat ini terpaksa menumpang di rumah saudaranya.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024