Lampung Selatan (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan pelepasan ekspor produk turunan dari crude palm oil (CPO) berupa mentega shortening sebanyak 72 ton dari Provinsi Lampung menuju ke Yunani.
 
"Presiden terpilih Pak Prabowo menginginkan nanti di masa kepemimpinannya ekonomi bisa tumbuh menjadi 7 persen, kalau bisa mencapai 8 persen. Sehingga kita harus berupaya sejak sekarang untuk meningkatkan perekonomian salah satunya melalui kegiatan ekspor," ujar Zulkifli Hasan di Lampung Selatan, Kamis.
 
Ia mengatakan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal tersebut, salah satunya dengan meningkatkan kegiatan ekspor di berbagai daerah dengan potensi komoditas yang ada di masing-masing daerah.
 
"Makanya saya setiap hari melepas ekspor komoditas, seperti hari ini kita lepas ekspor produk turunan dari crude palm oil (CPO) berupa mentega shortening sebanyak 72 ton dari Lampung ke Yunani. Melalui ekspor ini kita coba kuasai pasar dunia," katanya.
 
Dia melanjutkan dengan adanya ekspor produk turunan crude palm oil dari Lampung bisa meningkatkan ekonomi daerah.
 
Tanggapan mengenai kegiatan ekspor produk turunan crude palm oil berupa mentega shortening sebanyak 72 ton dari Lampung ke Yunani dikatakan oleh perusahaan pengekspor melalui Manajer Operasional PT Domus Jaya Bambang Sutejdo.
 
"Ekspor hari ini menuju ke Yunani dalam bentuk mentega shortening yang biasa digunakan oleh industri makanan cepat saji sebagai bahan menggoreng. Sebab produk akan lebih kering tanpa ada minyak yang menetes," kata Jaya Bambang Sutejdo.
 
Ia mengatakan ekspor sebanyak 72 ton atau tiga kontainer mentega shortening tersebut, memiliki nilai ekspor sebesar 61 ribu dolar Amerika Serikat atau bila dikonversi berjumlah Rp900 juta.
 
"Tonase satu kontainer ini berisi 20 ton lebih mentega shortening. Dan kegiatan ekspor ini tetap berlanjut, sebab kontrak berkelanjutan hari ini merupakan pemenuhan kontrak di Juli. Kontrak di September ini akan dikirim lagi dua bulan ke depan," ucap dia.
 
Menurut dia, perusahaan tersebut tidak hanya memfasilitasi ekspor melalui kontainer melainkan juga melayani jenis curah yang langsung melalui bulk shipping dengan kapal sebanyak 5.000 ton.
 
"Dalam pelaksanaan ekspor ini tidak ada kendala, terutama pengiriman secara logistik. Akan tetapi kalau kontainer kadang kesulitan mencari, sebab harganya cukup tinggi. Tapi harapannya ini tidak mengganggu kegiatan ekspor komoditi ataupun produk turunannya," tambahnya.

Baca juga: Kemendag sebut ekspor produk turunan CPO tidak masuk bursa berjangka
Baca juga: Bernilai tambah tinggi, Kemenperin dorong pengembangan bio ester

Baca juga: Gapki: Perlu kebijakan pemerintah agar harga sawit kompetitif di pasar
 

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024