Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Apit Pria Nugraha mengatakan tengah disiapkan ekosistem industri hijau untuk mempercepat transisi energi sektor industri dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Dalam diskusi sesi tematik di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin Apit Pria Nugraha mengatakan sektor energi masih menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia.
Sebanyak 42-57 persen dari emisi yang dihasilkan dari sektor energi, jelasnya, berasal dari konsumsi energi industri yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
"Tentu saja kita juga memiliki beberapa penyelesaian untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satunya adalah kita sedang membuat ekosistem industri hijau, di mana kita mengharapkan ada interaksi antara industri yang membutuhkan pendanaan hijau dan kita memberikan akses ke pendanaan hijau," katanya.
Langkah pertama adalah mengadakan Investment Grade Audit (IGA) atau Audit Tingkat Investasi, sebuah jenis audit energi yang memberikan analisis terperinci mengenai potensi penghematan energi dan kinerja keuangan proyek efisiensi, untuk menemukan transformasi yang tepat.
Permasalahan pendanaan sendiri, katanya, merupakan salah satu tantangan yang dihadapi untuk mempercepat transisi energi, mengingat terdapat pandangan membutuhkan investasi yang besar untuk melakukannya. Selain juga akselerasi transisi energi terutama dalam sektor industri memerlukan dukungan dalam bentuk sumber energi yang terjamin dan harga terjangkau.
Selain itu, terdapat pula tantangan yang terkait regulasi dan kebijakan, di mana kompleksitas regulasi dan kurangnya upaya pengawasan implementasi di lapangan.
"Pada dasarnya solusi kita bergantung kepada pemulihan biaya dari efisiensi biaya, itu ide besarnya," katanya.
Baca juga: Luhut pastikan transisi energi RI pacu pengembangan industri hijau
Baca juga: Menperin: Penerapan industri hijau jadi solusi berbagai tantangan
Baca juga: Jokowi: Hutan bakau RI serap karbon lebih baik dari hutan hujan tropis
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024