pada 2023 angka stunting berhasil ditekan menjadi 16,7 persen
Pontianak (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat Ani Sofian menyatakan optimistis bisa menurunkan stunting sebagaimana target nasional yaitu sebesar 14 persen di akhir tahun 2024.

"Target 14 persen di akhir 2024 optimistis bisa terealisasi. Apalagi Kota Pontianak sempat mendapat insentif fiskal dari pemerintah pusat,” ujarnya yang dihubungi dari Pontianak saat mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Stunting di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa di Kota Pontianak, penurunan stunting menunjukkan hasil yang signifikan dari tahun ke tahun. Mulai dari 2021 angka stunting berada di 24,4 persen, turun menjadi 19,7 persen di tahun 2022.

"Kemudian pada 2023 angka stunting berhasil ditekan menjadi 16,7 persen," jelas dia.

Ia mengatakan bahwa Pemkot Pontianak terus berupaya menurunkan angka stunting sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 bahwa stunting pada balita harus diturunkan sampai dengan angka 14 persen pada tahun 2024.

Sebagaimana RPJMN tersebut, Pemkot Pontianak menargetkan penurunan prevalensi stunting balita menjadi 14 persen di tahun 2024 yang tertuang dalam RPJMD.

Untuk mewujudkannya, berbagai langkah yang dilakukan antara lain ditetapkannya Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang percepatan pencegahan dan penurunan stunting, penyusunan rencana aksi percepatan penurunan stunting sebagai bagian dari implementasi aksi konvergensi penurunan stunting.

Baca juga: TPPS pusat tinjau aksi intervensi serentak di Posyandu Pontianak
Baca juga: Percepatan penanganan stunting di Pontianak berbuah dana insentif


Lebih lanjut Ani Sofian menjelaskan, tim percepatan penurunan stunting dibentuk mulai dari tingkat kota hingga kelurahan. Selain itu, rembuk stunting tingkat kota dan kecamatan rutin digelar. Tim pendamping keluarga juga dikerahkan ke lapangan untuk pendampingan keluarga berisiko stunting.

“Tak kalah pentingnya, program-program dengan sasaran seribu hari pertama kehidupan dengan keterlibatan pentahelix pemangku kepentingan antara lain organisasi masyarakat seperti PKK, CSR perusahaan, media massa dan akademisi,” ucapnya.

Selain upaya tersebut di atas, Pemkot Pontianak juga menginisiasi hadirnya inovasi intervensi spesifik yang dikembangkan dalam rangka penurunan stunting.

Intervensi spesifik ini mencakup antara lain pelayanan kesehatan terpadu bagi calon pengantin, pelayanan kesehatan bagi remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini melalui pemberian tablet tambah darah, pendampingan ibu hamil oleh tenaga kesehatan dan kader dengan pemberian beras Fortivit dan sebagainya.

Selanjutnya, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting. Di antaranya penanganan daerah rawan pangan dengan pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi, perbaikan sanitasi dan rumah tak layak huni, sambungan air bersih serta kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat atasi stunting.

“Kita juga sudah memiliki sistem manajemen data stunting digital bersifat mobile dan dapat diakses oleh berbagai perangkat, yakni Pontianak Zero Stunting (PAZTI),” kata dia.

Rakornas Stunting 2024 merupakan pertemuan koordinasi tahunan untuk membahas program percepatan penurunan stunting pada tingkat nasional yang melibatkan peserta dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, mitra pembangunan, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi, serta pemangku kepentingan lainnya.

Baca juga: Pemerintah beri penghargaan 15 desa terbaik dalam penurunan stunting
Baca juga: Indonesia berhasil turunkan stunting 9,63 persen selama lima tahun
Baca juga: Menko PMK: Balita berpotensi stunting 18,7 persen dari data EPPGBM


 

Pewarta: Dedi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024