Inflasi Bali yang tetap terjaga merupakan hasil konsistensi, inovasi dan sinergi seluruh TPID di Bali, baik di provinsi maupun kota/kabupaten
Denpasar (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Bali menyepakati untuk menggelar operasi pasar dan bazar pangan murah secara lebih masif, sebagai salah satu strategi untuk mengendalikan inflasi menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan pada September 2024.

"Operasi pasar dan bazar pangan murah secara lebih masif dengan melibatkan perumda (perusahaan umum daerah), Perum Bulog dan pemerintah daerah," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Kamis.

BI Bali, lanjut dia, sebelumnya telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Strategi Pengendalian Inflasi dalam Menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Galungan dan Kuningan dengan dihadiri perwakilan Pemerintah Provinsi Bali, TPID se-Bali, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, dan Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Bali.

Erwin menyampaikan mengutip data dari BPS Provinsi Bali, sampai dengan Agustus 2024 ini inflasi Bali relatif terjaga yang berada pada level 2,32 persen (yoy) dan tetap berada pada kisaran target inflasi nasional 2,5±1 persen.

"Inflasi Bali yang tetap terjaga merupakan hasil konsistensi, inovasi dan sinergi seluruh TPID di Bali, baik di tingkat provinsi maupun kota/kabupaten," ujarnya.

Baca juga: TPID Badung kendalikan inflasi dengan pasar murah jelang hari raya

Baca juga: Sekda Bali minta TPID antisipasi inflasi saat hari raya beruntun


Namun, menjelang Galungan dan Kuningan, terdapat potensi peningkatan risiko inflasi, terutama pada komoditas beras, daging babi dan cabai rawit.

"Beras yang merupakan salah satu komoditas dengan bobot tertinggi menghadapi tantangan, seperti penurunan luas panen, pengiriman gabah keluar Bali, dan ketersediaan beras yang cenderung defisit saat arus wisatawan tinggi, di tengah belum optimalnya penggilingan padi atau rice milling unit (RMU) di Bali," kata Erwin.

Oleh karena itu, untuk memitigasi risiko inflasi, rapat koordinasi menyepakati sejumlah langkah tindak lanjut dalam kerangka strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).

Di sisi Ketersediaan Pasokan, kerja sama antar daerah akan ditingkatkan untuk menjamin pasokan dengan harga kompetitif, serta mendorong pengembangan ekosistem ketahanan pangan dengan perumda sebagai offtaker (pembeli) melalui contract farming (pertanian kontrak).

Dari sisi Keterjangkauan Harga, TPID se-Bali sepakat untuk melanjutkan operasi pasar dan bazar pangan murah secara lebih masif. Sedangkan dari sisi Kelancaran Distribusi, TPID se-Bali akan mengoptimalkan bantuan transportasi pangan dari Badan Pangan Nasional untuk mendukung logistik pangan di daerah.

Dinas Perhubungan Bali juga akan meningkatkan pengawasan untuk memastikan distribusi pangan tetap lancar di tengah kegiatan internasional, kegiatan keagamaan, dan potensi curah hujan tinggi.

Dari aspek Komunikasi Efektif, TPID se-Bali akan menyebarluaskan informasi terkait gerakan pangan murah dan operasi pasar menjelang Galungan dan Kuningan.

Gerakan Tanam Pangan Cepat Panen (Genta Paten) juga akan dilanjutkan untuk meningkatkan pasokan pangan di tingkat rumah tangga, serta penanaman padi varietas unggul di lahan marjinal dan pemanfaatan lahan tidur untuk meningkatkan produktivitas.

"Untuk memperkuat koordinasi, TPID provinsi dan kabupaten/kota juga akan mengadakan High Level Meeting dalam waktu dekat," kata Erwin.

Baca juga: BI Bali minta Pertamina dan TPID gerak cepat atasi kelangkaan elpiji

Baca juga: BI dan TPID Bali Nusa Tenggara perkuat sinergi dan inovasi GNPIP

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024