Bekasi (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, tengah mempersiapkan 112 lokasi pengolahan sampah terpadu yang tersebar di seluruh daerah setempat sebagai solusi efektif penanggulangan masalah kebersihan.

"Rencananya setiap kelurahan yang berjumlah 56 wilayah akan memiliki minimal dua lokasi pengolahan sampah terpadu," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Kamis.

Menurut dia, pengolahan sampah secara terpadu setidaknya dapat mengombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang dan guna ulang, pengkomposan, insinerasi, dan pembuangan akhir.

Pengurangan sumber sampah untuk industri, kata dia, dilakukan melalui teknologi proses yang berlimbah serta packing produk yang ringkas serta ramah lingkungan.

Bagi sampah rumah tangga, kata dia, berarti menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian.

"Untuk pendekatan daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah nonorganik, seperti kertas, plastik, alumunium, gelas, dan logam, sementara untuk sampah organik diolah, salah satunya dengan pengomposan," katanya.

Menurut Rahmat, pihaknya bersedia membeli sampah hasil daur ulang masyarakat dalam bentuk pupuk kompos untuk keperluan taman kota atau sekolah-sekolah.

"Hasil daur ulangnya akan kami kembalikan lagi kepada masyarakat," katanya.

Menurut Rahmat, kehadiran pengolahan sampah terpadu di tengah masyarakat dapat mengurangi titik-titik sampah liar yang ada di sekitarnya.

"Saya optimistis sampah liar akan bisa dikurangi dengan adanya pengolahan sampah secara terpadu," katanya.

Dia memproyeksikan program pengolahan sampah dengan sistem pengolahan terpadu akan menekan jumlah sampah hingga 20 persen.

"Artinya, beban ritasi transportasi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu akan jadi ringan," katanya.


(KR-AFR/D007)

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014