kami sadar bahwa mitigasi bencana kabut asap ini perlu untuk diberikan kepada anak usia dini
Sampit (ANTARA) -
Sebanyak empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sampit (Umsa) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah berhasil lolos seleksi dan menembus ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 di Universitas Airlangga.
 
Salah seorang mahasiswa, Muhammad Jumawan di Sampit, Kamis, menyampaikan mereka berhasil lolos mengikuti Pimnas berkat program kreativitas berjudul Bakesah Mitigasi Bencana Kabut Asap yang ditujukan bagi anak usia dini.
 
“Program yang kami lakukan ini dengan cara bercerita untuk bisa memberikan nilai-nilai kehidupan kepada anak usia dini, terkait bagaimana caranya menanggulangi bencana dan caranya untuk bisa hidup sehat ketika bencana kabut asap terjadi,” ucapnya.
 
Ia menjelaskan, program ini tercetus dari bencana kabut asap yang sering terjadi di Kota Sampit, maupun wilayah Kotim. Sedangkan, anak usia dini merupakan kelompok rentan ketika terjadi bencana kabut asap, baik itu secara psikis maupun psikologis.
 
Secara psikis anak usia dini dapat terkena gangguan kesehatan, seperti sesak nafas, asma dan lain-lain. Adapun, secara psikologis mereka bisa mengalami trauma dari dampak kabut asap
 
“Di sini kami menyadari ketika bencana kabut asap terjadi masyarakat masih menganggap remeh, padahal dampak kepada anak usia dini cukup besar. Sehingga kami sadar bahwa mitigasi bencana kabut asap ini perlu untuk diberikan kepada anak usia dini,” ujarnya.
Selain dengan metode bakesah atau yang dalam bahasa Indonesia adalah bercerita, mereka juga menggunakan metode kegiatan drama dan kunjungan ke dinas atau instansi terkait.
 
Dengan metode-metode yang ramah anak itu diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta lingkungan dan kepedulian hidup sehat bagi anak usia dini terutama ketika kabut asap terjadi.
 
Jumawan juga berharap program yang mereka laksanakan bisa menjadi model pendidikan kebencanaan di Kotim, karena masih banyak sekolah di wilayah setempat yang belum melaksanakan pendidikan kebencanaan.
 
Mereka juga telah menyusun buku yang nantinya bisa digunakan sekolah-sekolah, khususnya taman kanak-kanak (TK) untuk diaplikasikan secara mandiri.
 
Dalam buku itu ada panduan, materi dan bahan yang disiapkan ketika melakukan pengajaran atau pendidikan edukasi mitigasi bencana ini sehingga guru-guru bisa melakukan pendidikan mitigasi bencana secara secara mandiri.
 
Sementara itu Bupati Kotim Halikinnor mengapresiasi capaian prestasi dari empat mahasiswa tersebut, terlebih Umsa satu-satunya universitas di Kalimantan Tengah yang masuk 10 besar pada penilaian untuk mengikuti Pimnas ke-37.
 
“Ini merupakan hal yang membanggakan, karena kita tau Umsa belum lama diresmikan namun sudah berhasil mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti Pimnas 2024,” jelasnya.

Baca juga: Ketua Umum Muhammadiyah harapkan Umsa bantu tingkatkan SDM Kotim
Baca juga: Karhutla Sampit parah akibatkan jarak pandang kurang dari 10 meter
Baca juga: Disdik Kotawaringin Timur imbau orangtua awasi anak cegah ISPA

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Devita Maulina
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024