“Bapak, Ibu hadirin sekalian yang saya hormati, kehadiran saya di forum HR (SDM) ini mungkin merupakan kehadiran saya yang terakhir sebagai menteri ketenagakerjaan,” katanya di hadapan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi, Presiden Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) Akihiko Tanaka, segenap pemangku kepentingan dan pelaku usaha di bidang ketenagakerjaan baik Indonesia maupun Jepang.
Ida mengatakan Jepang adalah negara yang paling sering dituju untuk kunjungan kerja.
“Ini menunjukkan saya sangat berterima kasih kepada pemerintah Jepang dan semua pihak atas kolaborasi dan kerja sama dalam membangun dan meningkatkan pengembangan ketenagakerjaan khususnya di masa tugas saya sebagai menteri ketenagakerjaan,” katanya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Dubes Heri yang menaruh perhatian terhadap isu-isu tenaga kerja melalui pemagangan atau pun tenaga kerja dengan keterampilan khusus (specified-skilled workers/SSW).
Ida berhadap kerja sama dengan Jepang bisa ketenagakerjaan dapat terus berlanjut dan meningkat terutama dalam menghasilkan rekomendasi yang konkret untuk meningkatkan efektivitas pemberdayaan SDM.
“Mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik bagi pengembangan tenaga kerja dan tentu saja bagi upaya untuk memperkuat hubungan erat Indonesia dan Jepang,” katanya.
Pemerintah Indonesia dan Jepang telah menjalin berbagai kerja sama di bidang ketenagakerjaan, salah satunya Memorandum of Cooperation specified-skilled workers (MoC SSW).
Kesepakatan itu, di antaranya memuat menyebarluaskan informasi ketenagakerjaan Jepang, membangun platform bertukar pendapat antara pemangku kepentingan baik sektor publik maupun swasta serta menyediakan pendidikan dan keterampilan.
Sejak 1993, pemerintah Indonesia dan Jepang telah menjalin kerja sama pengiriman peserta magang hingga kini mencapai 110.00 orang.
Sementara itu, sejak 2019 hingga Juni 2023, sebanyak 25.337, pekerja migran Indonesia di Jepang sudah berstatus residensi SSW.
Duta Besar RI untuk Jepang Her Akhmadi menyebutkan 75 persen dari jumlah WNI di Jepang adalah pekerja migran dan peserta magang.
Tren jumlah WNI di Jepang kian meningkat pascapandemi di mana hanya sekitar 90.000 pada 2022 meningkat menjadi 120.000 pada 2023 dan akhirnya 150.000 pada tahun ini.
Dubes mengatakan kedua negara saat ini sedang menyusun rencana aksi yang mencakup bidang ketenagakerjaan.
“Rencana aksi dijadwalkan untuk disepakati pada waktu yang tidak terlalu lama. Harapannya, dengan momentum kemitraan ini, kita bisa bersama-sama,” katanya.
Baca juga: Menaker: Pergeseran demografi buka peluang kerja sama Indonesia-Jepang
Baca juga: Kemnaker intensif perluas peluang kerja sama penempatan TKI di Jepang
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024