Dengan bekerja sama, kita dapat membangun masa depan yang didukung oleh energi bersih
Jakarta (ANTARA) - Deputi Perdana Menteri dan Menteri Peralihan Tenaga dan Transformasi Air Malaysia Dato’ Sri Haji Fadillah bin Haji Yusof mengatakan urgensi krisis iklim menuntut tanggapan global dan regional.

Untuk itu harus dilakukan percepatan transisi ke energi bersih yang sepenuhnya berkomitmen dalam memainkan peran dalam upaya mengatasi kritis tersebut.

"Dengan bekerja sama, kita dapat membangun masa depan yang didukung oleh energi bersih, keamanan, masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera bagi generasi mendatang," kata Dato’ Sri Haji Fadillah pada acara ISF 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis.

Menurutnya, perubahan iklim adalah peristiwa yang tidak terbantahkan yang memiliki dampak terhadap sekitar di seluruh wilayah.

"Mulai dari kenaikan permukaan laut yang mengancam masyarakat pesisir kita. Peristiwa cuaca ekstrem yang mengganggu ekonomi kita, kita harus segera mengurangi fenomena ini dengan beralih ke sumber energi rendah karbon," ucapnya.

Dia mengatakan bahwa peristiwa tersebut bukan hanya sekadar keharusan lingkungan, tetapi gangguan ekonomi dan sosial yang menurunkan kualitas hidup.

Dia menjelaskan dalam konteks geografi dan ekonomi yang saling terhubung, penting bagi semua pihak untuk menyadari bahwa setiap aksi yang dilakukan sebuah negara dapat berdampak signifikan terhadap negara tetangga, sehingga diperlukan kerja sama regional.

"Kami akan fokus pada pendalaman kerja sama regional, meningkatkan kolaborasi serta membina konektivitas yang lebih besar di seluruh sistem energi kita".

Dengan melakukan hal itu, lanjut Dato, kita dapat secara kolektif mendorong kemajuan yang berarti menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan tangguh untuk semua negara.

"Ini sepenuhnya berkomitmen pada pendekatan kolaboratif dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan transisi energi. Kami berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon kami dan meningkatkan energi, efisiensi, dan mempromosikan energi terbarukan untuk membangun industri yang lebih bersih dan lebih hijau".

Dia juga menjelaskan bahwa Malaysia menghasilkan biomassa substansial yang dapat diubah menjadi energi dan berinvestasi dalam obligasi dan teknologi akan membantu mengurangi limbah, menurunkan emisi dan berkontribusi pada ekonomi sekuler.

Lebih lanjut, Dato' ingin menegaskan kembali bahwa mencapai net zero bukanlah sebuah misi. Sebuah negara dapat menyelesaikan beban tersebut dan yang memerlukan upaya kolektif dari semua negara yakni berbagi praktek terbaik, mengelola teknologi inovatif serta memastikan transisi yang adil yang menguntungkan semua orang di semua tingkatan.

Forum ISF 2024 merupakan ajang resmi Pemerintah Indonesia bagi para pemimpin dunia dari berbagai sektor dan negara untuk dapat bertukar pikiran dan pengetahuan sekaligus memberikan solusi dan praktek terbaik menghadapi perubahan iklim.

Perhelatan akbar yang berlangsung selama dua hari itu meliputi sejumlah agenda mulai dari sesi utama yang menghadirkan pembicara kunci, Pleno, Tematik, High Level Dialogue, Memorandum of Understanding (MoU) Signing, Pameran, hingga Gala Dinner.

Gala Dinner yang akan digelar di Kawasan Monumen Nasional (Monas) itu akan dipimpin Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan dihadiri 500 tamu undangan VIP serta menyuguhkan pertunjukan video mapping dan makanan khas Nusantara.

Baca juga: Presiden di ISF pamer RI punya PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara
Baca juga: Luhut pastikan transisi energi RI pacu pengembangan industri hijau

 

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024