Jakarta (ANTARA) - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Destario Metusala mengatakan, sebanyak 95 persen spesies anggrek yang berasal dari Indonesia belum dievaluasi status konservasinya oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List.
“Masih ada 95 persen atau sekitar 3.800 spesies anggrek Indonesia yang belum terevaluasi status konservasinya. Dan ini menjadi tugas kita semua untuk meng-assess status IUCN-nya,” kata Destario dalam webinar di Jakarta, Kamis.
Dia merinci, total spesies anggrek Indonesia yang sudah dievaluasi IUCN Red List hanya sebanyak 230 spesies saja. Padahal, Indonesia memiliki total 4.100 hingga 4.200 spesies anggrek.
“Oleh karena itu, jumlah ini proporsinya termasuk sangat kecil sekali karena hanya 5 persen yang sudah terevaluasi,” ujar Destario.
Berdasarkan IUCN Red List per Agustus 2024, spesies anggrek dari Indonesia yang masuk dalam kategori terancam punah (endangered) sebanyak 18 spesies dari total 230 spesies yang dievaluasi IUCN. Sedangkan di dunia terdapat 497 spesies anggrek yang terancam punah.
Baca juga: Pemprov Kaltim perkenalkan anggrek hitam sebagai maskot MTQN
Dari total 230 spesies yang dievaluasi IUCN, spesies anggrek dari Indonesia yang rentan punah (vulnerable) tercatat sebanyak 10 spesies dan hampir terancam punah (near threatened) 5 spesies. Sedangkan spesies anggrek Indonesia yang tidak perlu dikhawatirkan punah (least concern) tercatat sebanyak 178 spesies.
Destario mengatakan, pada dasarnya anggrek dapat tumbuh di berbagai benua. Namun, ada beberapa bagian di dunia yang tidak bisa ditumbuhi oleh anggrek, yaitu kawasan kutub utara dan kutub selatan.
Merujuk pada berbagai sumber, Destario memetakan jumlah keragaman spesies tertinggi dari berbagai negara. Ternyata, ujar dia, Indonesia menempati posisi urutan pertama dengan jumlah keragaman spesies anggrek terbanyak di dunia dengan kurang lebih 4.100 sampai 4.200 spesies.
Apabila diurutkan 5 negara dengan jumlah anggrek terbanyak, Destario mengatakan bahwa pola keragaman anggrek dunia terpusat menjadi dua hotspot utama, yaitu kawasan tropis Asia Tenggara dan kawasan tropis Amerika Selatan.
“Jenis anggrek dari Indonesia sendiri memiliki berbagai keragaman bentuk, ukuran maupun corak warna. Sangat beragam sekali bentuk morfologinya, yang mencerminkan dari keragaman evolusinya,” kata Destario.
Baca juga: Peneliti BRIN temukan anggrek spesies baru endemik Indonesia
Baca juga: Akademisi IPB dukung Sulbar jadikan Mamasa produsen anggrek nasional
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024