Beijing (ANTARA) - Kerja sama kekayaan intelektual antara China dan negara-negara peserta pembangunan bersama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) terjalin semakin erat selama satu dekade terakhir, dengan paten-paten digital dan hijau muncul sebagai aspek utama dalam kemitraan ini.

Angka resmi yang dirilis oleh Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional China (China National Intellectual Property Administration/CNIPA), Rabu (4/9), mengungkap bahwa dari 2013 hingga 2023, perusahaan-perusahaan China di negara-negara peserta pembangunan bersama BRI dan organisasi terkait mencatatkan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan di atas 20 persen dalam hal jumlah pengajuan dan pemberian paten kumulatif.

Perusahaan komunikasi digital dan internet seperti Huawei, Xiaomi, dan Tencent mendominasi dengan volume pengajuan yang tinggi.

Jumlah pengajuan dan pemberian paten dari negara-negara BRI juga terus meningkat di China sejak 2013.

Juru bicara CNIPA Liang Xinxin menyoroti kinerja industri-industri inti dalam ekonomi digital, mengatakan bahwa dari 2013 hingga 2023, paten penemuan China di sektor tersebut yang diberikan kepada negara-negara mitra BRI dan organisasi terkait menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 16,9 persen. Tingkat pertumbuhan paten dari negara-negara peserta pembangunan bersama BRI mencapai 11,6 persen.

Kerja sama dalam paten hijau juga sangat mengesankan. Menurut Liang, jumlah pengajuan dan pemberian paten penemuan hijau dan rendah karbon China di negara-negara peserta pembangunan bersama BRI selama periode 2020 hingga 2023 mengalami pertumbuhan pesat, masing-masing meningkat 65,4 persen dan 49,6 persen.

Beberapa perusahaan yang terlibat dalam sektor itu meliputi kilang minyak Sinopec, produsen baterai CATL, produsen mobil listrik BYD, serta perusahaan komunikasi digital seperti OPPO dan Huawei. 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024