Riyadh (ANTARA) - Saudi Fund for Development (SFD), sebuah lembaga pemerintah Arab Saudi yang membiayai proyek-proyek di negara-negara berkembang, menyambut baik peluang untuk bekerja sama dengan China di masa mendatang, seperti dikatakan kepala lembaga tersebut.
"Saat ini, kami bekerja sama dengan China melalui Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB). Namun, kami ingin bekerja sama dengan China untuk memperluas proyek-proyek kami di benua mana pun," kata Ketua Dewan Direksi SFD Ahmed Aqeel Al-Khateeb yang menggarisbawahi bahwa lembaganya telah berinteraksi dengan China sejak 2003.
Membangun infrastruktur, seperti bandara, jalan raya, sekolah, dan fasilitas kesehatan, di negara-negara berkembang sangatlah krusial, dan "China telah memberikan kontribusi besar pada sektor-sektor ini," kata Al-Khateeb kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini di sela-sela perayaan 50 tahun SFD yang digelar di Riyadh.
"Kami bersedia untuk menjalin kerja sama dengan China di bidang-bidang ini di masa mendatang," tuturnya.
Al-Khateeb menyoroti kontribusi signifikan China untuk pembangunan Afrika, mengatakan lembaganya telah memperhatikan proyek-proyek yang didanai China di benua itu, seperti jalan raya, jalur kereta, kelistrikan, dan jembatan.
"Kami memandang proyek-proyek yang disediakan China sebagai proyek yang saling melengkapi," katanya.
"Kami akan terus saling berbagi informasi dan belajar dalam hal pembangunan," imbuhnya, seraya menyuarakan kesiapan untuk mempromosikan pertukaran pengalaman antara lembaganya dengan China.
Al-Khateeb juga menekankan pentingnya kerja sama antara Arab Saudi dan China di tingkat nasional.
Kedua negara dapat menciptakan hasil yang lebih signifikan jika bekerja sama, mengingat keahlian mereka dan meningkatnya pengaruh global, katanya.
Sejak dibentuk 50 tahun lalu, SFD telah mendanai lebih dari 800 proyek di 100 lebih negara, dengan total dana lebih dari 20 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.557), menurut Al-Khateeb.
Mengenai rencana mendatang SFD, Al-Khateeb mengatakan selain proyek infrastruktur konvensional, lembaganya akan lebih berfokus pada penanganan ketahanan pangan dan perubahan iklim.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024