Emas perdana

Stevani seperti menunjukkan bahwa dirinya jauh lebih tenang dibandingkan ombak Waduk Keuliling, Aceh Besar. Beradu dengan lima peserta yakni Marisa Selviyana Ansaka (Papua), Cinta Priendtisca Nayomi (Jakarta) Ramla B (Sulawesi Barat), Fajriah Nurbayan (Jawa Barat) dan Sabrina Ayesha Putri (Jambi) di babak final A nomor kayak 1000 m putri, Stevani menunjukkan bahwa kerja kerasnya selama kurang lebih lima bulan akan menjadi ombak besar yang harus ditaklukkan oleh mereka.

Memulai balapan, Stevani langsung mencatatkan wakut 44,63 detik saat memasuki 250 meter pertama. Catatan tersebut unggul 1,8 detik atas Cinta Priendtisca yang menyusul di urutan kedua. Stevani kian mempertajam catatan waktunya ketika memasuki pertengahan balapan dengan catatan 1 menit 31,84 detik atau unggul dari Ramla B yang menggeser Cinta usai mengamankan waktu 1 menit 34 detik.

Selisih waktu tersebut kian jauh usai Stevani tak dapat terkejar oleh Cinta dan Ramla yang saling bergantian menempati posisi kedua di 250 meter akhir balapan.

Akhirnya Stevani mengamankan posisi pertama dengan catatan waktu 3 menit dan 48,475 detik unggul atas Ramla B yang berada di posisi kedua dengan catatan waktu 3 menit dan 51,544 detik. Sedangkan Cinta Priendtisca harus puas di posisi ketiga usai di penghujung balapan temponya sempat turun dan finis dengan catatan 3 menit dan 53 detik.
Atlet dayung Papua Pegunungan, Stevani Maysche Ibo memamerkan medali emas canoeing nomor kayak 1000 m putri PON Aceh-Sumut 2024 di Waduk Keuliling, Aceh Besar, Rabu (4/09/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)

Emas perdana bagi Stevani melalui ajang kayak 1000 meter putri ini tentu menjadi penanda bahwa atlet berusia 27 tahun tersebut masih perkasa sebagai penakluk ombak. Terlebih medali emas yang disumbangkan Stevani juga merupakan medali emas perdana bagi provinsi Papua Pegunungan yang tercatat sebagai debutan di PON.

"Mungkin yang sebelum-sebelumnya medali (dipersembahkan) buat keluarga. Tapi sekarang saya sudah punya anak, jadi motivasi (bertanding) itu mungkin buat anak dan saya mempersembahkan medali ini buat anak saya, Saqueen," ujar Stevani.

Ke depannya Stevani masih belum menentukan kayuhannya apakah akan fokus untuk mempersiapkan diri menuju ajang multi nasional. Namun ia mengungkapkan untuk saat ini masih ingin fokus bersama dengan Papua Pegunungan untuk bersaing di sisa nomor yang belum dipertandingkan. Atlet kelahiran Jayapura pada 26 September 1996 tersebut tak menutup kemungkinan untuk kembali ke pelatnas jika memperoleh panggilan kembali dari PODSI.

Stevani berharap ke depannya para atlet Papua Pegunungan mampu termotivasi untuk mengikuti langkahnya yang menuliskan tinta emas baik di ajang nasional maupun internasional.

"Kalau untuk saya memang atlet lama, cuman saya mewakili Papua Pegunungan karena mereka provinsi baru. Jadi mungkin dengan capaian prestasi saya, ke depannya mungkin ada atlet-atlet baru yang dari Papua Pegunungan juga bisa mengikuti jejak saya (berprestasi) untuk ke cabang olahraga dayung," kata Stevani.

Baca juga: Mengarungi Danau Sentani untuk bersua orangtua atlet kebanggaan Papua

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024