Banda Aceh (ANTARA) - Menapaki tangga dermaga, pedayung Papua Pegunungan Stevani Maysche Ibo tampak begitu percaya diri menghadapi arus Waduk Keuliling, Aceh Besar, Rabu.

Cuaca di Waduk Keuliling tampak lebih bersahabat dibandingkan dengan pertandingan canoeing nomor kayak dan kano 1000 m yang melangsungkan babak kualifikasi hingga babak semifinal pada Selasa.

Kondisi angin kencang selama babak kualifikasi hingga babak semifinal cukup menyulitkan para peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 untuk menaklukkan ombak dalam lintasan sepanjang 1000 meter.

Pada pukul 09:20 WIB, Stevani, sapaan akrabnya, menurunkan sampan merah dengan nama khusus yang terukir di sampan dan juga dalam hatinya, Mikhaila Shaqueen, yang merupakan nama buah hatinya.

Pedayung putri Papua Pegunungan Stevani Maysche Ibo meluapkan kegembiraan usai memenangkan final dayung nomor kayak putri perorangan 1.000 meter PON Aceh-Sumut 2024 di Waduk Keuliling Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Rabu (4/9/2024). Stevani Maysche Ibo berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 3 menit 48 detik, medali perak diraih pedayung Sulawesi Barat Ramla B dengan catatan waktu 3 menit 51 detik dan medali perunggu diraih pedayung DKI Jakarta Cinta Priendtisca Nayomi dengan catatan waktu 3 menit 53 detik. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa. (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS)

Stevani bukanlah orang "baru" dalam ajang canoeing Pekan Olahraga Nasional. Stevani merupakan pedayung dengan catatan peraih dua medali emas dan satu perak di gelaran PON Jawa Barat 2016 lalu.

Saat tampil di hadapan pendukungnya sendiri pada gelaran PON Papua 2020, Stevani menyumbangkan dua medali emas untuk kampung halamannya, Papua.

Baca juga: Stevani berharap ada pedayung Papua Pegunungan ikuti jejaknya

Selanjutnya: Perjalanan panjang

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024