Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu, mengecam adanya komunikasi antara HAMAS dan Fatah (dua kelompok yang bertikai di Palestina), dan menuntut Presiden Palestina memilih perdamaian dengan HAMAS atau dengan Israel.
"Bukannya memasuki perdamaian dengan Israel, (Presiden Palestina Mahmoud) Abbas malah berdamai dengan HAMAS," kata Netanyahu setelah pertemuan dengan Menteri Urusan Luar Negeri Austria Sebastian Kurz di Jerusalem.
"Ia harus memilih. Apakah ia ingin perdamaian dengan HAMAS atau perdamaian dengan Israel? Anda dapat memiliki satu tapi tidak yang lain. Saya harap ia memilih perdamaian, sejauh ini ia belum melakukan itu," kata Netanyahu di dalam satu pernyataan.
Ia menuduh Abbas menggagalkan kemajuan dalam pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Kami berusaha meluncurkan kembali perundingan dengan Palestina," kata Netanyahu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam. "Setiap kami mencapai tahap itu, Abu Mazen (Abbas) berpegang pada syarat tambahan yang ia tahu tak bisa diberikan oleh Israel."
Pernyataan Netanyahu dikeluarkan di tengah laporan bahwa Faksi Fatah, yang menguasai Tepi Barat Sungai Jordan, dan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) --yang berkuasa di Jalur Gaza-- sedang bersiap melaksanakan kesepakatan bersejarah setelah tujuh tahun pergolakan fantar-faksi.
Meskipun Israel telah berunding dengan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina, yang dikuasai Fatah, Tel Aviv telah menganggap HAMAS sebagai musuh bebuyutan dan keduanya terlibat dalam aksi masa perang pada 2008 dan 2012.
HAMAS telah menolak pembicaraan perdamaian dengan Israel dan tak mengakui Israel pada masa lalu.
Sementara itu pemimpin perunding Palestina Saed Erekat mengatakan kepada Xinhua, "Kecaman Netanyahu dengan tegas ditolak. Perujuan nasional adalah prioritas nasional dan itu tak memiliki hubungan apa pun dengan pembicaraan perdamaian yang berlangsung dengan Israel."
Ia menambahkan perdamaian tak bisa dicapai tanpa persatuan nasional Palestina.
Kesepakatan belum lama ini antar-faksi Palestina akan memungkinkan pembentukan pemerintah persatuan nasional yang terdiri atas wakil Fatah dan HAMAS, yang akan dibentuk dalam beberapa pekan mendatang.
Sementara itu pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina berada di ambang keambrukan, sedangkan tenggat 29 April makin dekat. Kedua pihak telah bertemu dalam beberapa pekan belakangan ini untuk mengembalikan pembicaraan tersebut ke jalurnya dan memperpanjang perundingan sampai akhir tahun ini.
(C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014