bahwa pesawat itu mendarat di suatu tempat adalah tidak mustahil mengingat kami tidak menemukan satu pun puing yang berkaitan dengan MH370"

Jakarta (ANTARA News) - Badan Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) menyatakan puing yang ditemukan di sebuah pantai di Australia Barat bukan bagian dari pesawat hilang Malaysia Airlines MH370, sedangkan Senin lalu sumber-sumber pada kepolisian Malaysia menyatakan Tim Investigasi Internasional (IIT) tak mengesampingkan teori MH370 telah mendarat di suatu tempat.

Ketua Komisaris ATSB Martin Dolan yang sebelumnya menyatakan sebuah lembaran logam berpaku keling sebagai objek yang menarik untuk diselidiki, beberapa jam kemudian menilai benda itu bukan bagian dari MH370.

"Semakin kami cermati benda itu, semakin kurang yakin kami pada benda itu," kata dia seperti dilaporkan CNN.

Sementara itu Senin lalu (21/4) sumber-sumber pada kepolisian Malaysia mengungkapkan kepada harian terkemuka negeri itu New Straits Times bahwa IIT akan menyelidiki ulang skenario sejak awal termasuk kemungkinan MH370 mendarat di suatu tempat, di luar keyakinan selama ini berakhir di Samudera Hindia.

"Asumsi bahwa pesawat itu mendarat di suatu tempat adalah tidak mustahil mengingat kami tidak menemukan satu pun puing yang berkaitan dengan MH370," kata salah seorang sumber itu kepada New Straits Times.

"Kendati begitu, kemungkinan negara tertentu menyembunyikan pesawat tersebut ketika lebih dari 20 negara sedang mencarinya, adalah absurd," sambung sang sumber.

Dia mengakui sulit memastikan apakah penerbangan MH370 benar-benar berakhir di Samudera Hindia kendati sejumlah kalkulasi menunjuk ke arah itu.

Dia menegaskan bahwa tim investigasi pimpinan Malaysia bersama tim dari Inmarsat dan Badan Penyelidikan Kecelakaan Udara Inggris (AAIB) mengandalkan sebuah satelit Inmarsat yang tidak memberikan rincian-rincian pasti termasuk arah terbang pesawat, ketinggian dan kecepatannya.

"Sebuah satelit komunikasi adalah memang untuk berkomunikasi. Alasan para penyelidik terpaksa mengadopsi algoritma baru untuk menaksir lokasi terakhir diketahui dari MH370 adalah karena tidak ada sistem pemosisian global (GPS) yang mengikuti pesawat itu mengingat transpondernya mati 45 menit setelah terbang," kata salah satu sumber tadi.

IIT, kata sumber tadi, tengah mempertimbangkan untuk memperluas area pencarian di Samudera Hindia karena mungkin saja tim mencari pesawat hilang itu di area yang salah.

"Kita tak bisa terlalu lama fokus pada satu tempat karena samudera ini sangatlah luas," kata dia.

Masih kepada New Straits Times, sumber ini melanjutkan, "Nasib baik saja jika kami menemukan puing dengan menggunakan Bluefin-21. Tidak ada bukti fisik (yang terjejak) dan kami sungguh menggantungkan diri pada perhitungan ilmiah sejak hari pertama, termasuk ping-ping itu."

Namun Rabu malam waktu Australia lalu, laman berita Australia news.com.au melaporkan bahwa Perdana Menteri Australia Tony Abbott menepis kemungkinan MH370 mendarat di suatu tempat.

"Pakar kami menilai pesawat itu jatuh di suatu tempat di Samudera Hindia, kami telah mengidentifikasi zona tumbukan yang paling mungkin, yang panjangnya 700 km dan dan lebar kira-kira 80 km," kata Abbott.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014