"Medistra sama sekali tidak melarang pemakaian hijab, kami sangat menghargai dan menghormati keberagaman," kata Direktur Rumah Sakit (RS) Medistra Agung Budisatria dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Agung menegaskan, pihaknya tidak menolerir tindakan diskriminasi lantaran merangkul seluruh pemeluk agama yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Bahkan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Suku Dinas Jakarta Selatan yang telah melakukan kunjungan mengakui tidak ditemukan ada ketentuan pelarangan penggunaan hijab.
Baca juga: RS Medistra kontrol proses rekrutmen imbas larangan pelamar berhijab
Dari total 780 pegawai di RS Medistra, sebanyak 30 persen atau 234 pegawai muslimah dan mengenakan hijab.
Kemudian, pihaknya memastikan tersedianya fasilitas tempat ibadah, yaitu mushala bagi umat muslim.
"Selain itu, kami juga menyediakan fasilitas mushala atau masjid untuk beribadah umat muslim," ujarnya.
Karena itu, Agung menyayangkan berita dugaan diskriminasi yang sudah tersebar di media daring. Pihaknya lebih mengedepankan mediasi atas kejadian itu.
Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah pastikan diskriminasi tak terjadi lagi
Kepala HRD RS Medistra Markus Triyono menambahkan, isu adanya diskriminasi ini hanya kesalahpahaman saat proses wawancara calon pegawai.
Markus mempertanyakan tidak tahu apa motif Dokter Diani Kartini mengunggah isu tersebut. Padahal dia sudah bekerja sejak Januari 2010.
"Dokter Diani berhijab dan kami tidak pernah mempermasalahkan," kata Markus.
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Irwan Heriyanto mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan RS Medistra untuk menanyakan kebenaran dan duduk permasalahannya.
Baca juga: Paus ajarkan keharmonisan untuk hidup dalam kedamaian dan kerukunan
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024