Jakarta (ANTARA) - Sejenak terkesima dengan lanskap yang menyapa kala tiba di Bandara Djalaludin Gorontalo. Meski tiba dengan disambut rintik-rintik hujan, masih terlihat hijau perbukitan yang mengelilingi bandara itu.

Rombongan yang tergabung dalam Press Tour Gorontalo Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun lantas melanjutkan perjalanan ke beberapa destinasi wisata di Provinsi Gorontalo.

Inilah beberapa destinasi wisata yang dikunjungi saat berkesempatan menjejakkan kaki di Gorontalo.

1. Geopark Information Center (GIC) Banthayo

Berjarak sekitar 30 menit dari Bandara Djalaluddin Gorontalo, via jalur darat lokasi ini menyajikan sejumlah informasi yang bisa menjadi panduan berwisata bagi para pengunjung. Bangunan khas Kerajaan Gorontalo masa lampau ini merupakan replika hasil musyawarah para tetua adat yang mereplikasi bangunan kerajaan silam.

Sementara gedung bagian belakang, yang masih menyatu dengan bangunan bagian depan, merupakan pusat informasi yang dapat diakses wisatawan pada jam kerja yakni pukul 8.00 hingga 17.00 waktu setempat dan dibuka setiap hari, disarankan wisatawan untuk mengakses website www.geoparkgorontalo.com beberapa hari sebelum kedatangan untuk melakukan reservasi agar dapat dilayani staf terkait.
 

2. Wisata Hiu Paus Botubarani, Kabupaten Bone Bolango

Destinasi wisata yang satu ini menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai diperbincangkan di media sosial. Menyajikan atraksi wisata berenang dan berfoto bersama hiu paus menjadi daya tarik dan pengalaman tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Gorontalo.

Lokasi yang berlokasi sekitar satu jam dari Bandara Djalaluddin ini menghadirkan spesies ikan terbesar di dunia. Salah satu paus yang kerap muncul menyapa wisatawan adalah Serli, nama yang diberikan masyarakat setempat ini merupakan kepanjangan dari "sering terlihat".

Benar, ikan dengan motif totol yang terbilang jinak ini memang kerap muncul di perairan dangkal di kawasan yang telah masuk sebagai desa wisata Kemenparekraf.

Pengunjung dapat berenang dengan hiu paus yang berjarak tak jauh dari bibir pantai alias di perairan yang masih dangkal. Kawasan wisata ini menawarkan sejumlah paket yang dapat dipilih, di antaranya paket wisata perahu termasuk perahu dan pakan hiu paus yang dibanderol sebesar Rp100.000/perahu dengan kapasitas maksimal tiga orang yang telah dilengkapi jaket keselamatan.

Snorkeling dibanderol sebesar Rp35.000 per orang belum termasuk sewa alat snorkeling, diving dikenakan biaya Rp60.000 per orang belum termasuk alat diving, untuk peralatan berupa alat snorkeling dan baju renang dikenakan tarif sewa sebesar Rp50.000 per orang.

Paket lain yang ditawarkan yakni berfoto bersama hiu paus di atas perahu bening dengan tarif Rp450.000 serta paket foto dengan menggunakan paddle board sebesar Rp350.000, tak lupa pengunjung juga disarankan membeli pakan hiu paus minimal dua kantong. Satu kantong pakan berupa udang kecil dibanderol sebesar Rp20.000.

Sementara untuk biaya masuk ke kawasan Pantai Botubarani terbilang terjangkau, wisatawan akan dikenakan tarif sebesar Rp5.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk dewasa.


3. Benteng Otanaha

Bergeser ke lokasi perbukitan di Kelurahan Dembe, wisatawan dapat menikmati pemandangan indah yang mengelilingi benteng yang bernilai sejarah ini. Dua benteng bekas pertahanan dari serangan musuh ini menyajikan dua pemandangan yang menakjubkan, yakni hijaunya perbukitan serta luasnya danau Limboto di sisi yang berbeda.

Benteng yang berada pada ketinggian 73 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini dinamai dari sang penemu yang bernama Naha ini serta ota yang dari bahasa setempat artinya benteng. Di lokasi yang merupakan saksi bisu kedatangan bangsa Portugis ini pengunjung dapat menemukan dua benteng yang menghadirkan pemandangan berbeda setelah menaiki sekitar 300 an anak tangga.

Tak hanya menyejukkan mata, destinasi wisata ini juga menjadi spot berfoto dengan latar yang instagrammable.

Bangunan benteng yang membentuk lingkaran ini, konon memanfaatkan bagian putih telur burung maleo yang menjadi perekat antara batu dan pasir sehingga diyakini bangunan dapat berdiri kokoh hingga sekarang.

Untuk tiket masuk, wisatawan akan dikenakan tarif sebesar Rp5.000 saja, dan parkir sebesar Rp5.000 untuk mobil dan Rp2.000 untuk motor dengan jam operasional pukul 6.00 hingga pukul 18.00 waktu setempat.
 

4. Museum Pendaratan Soekarno

Museum yang berada tepat di pinggir Danau Limboto ini menyajikan wisata edukasi yang menghadirkan cerita menarik kedatangan Sang Proklamator RI ke Gorontalo ditambah dengan indahnya pemandangan danau dengan dermaga yang tengah dibangun ini menjadi destinasi yang sayang untuk dilewatkan.

Bangunan bergaya kolonial berukuran 6x12 meter ini didirikan pada tahun 1936 dan direvitalisasi pada 2022. Disuguhi replika pesawat amfibi Catalina bernomor PB-504 yang ditumpangi Presiden pertama RI pada 1951 seakan mengajak pengunjung melintas dimensi waktu.

Tak ketinggalan, diorama yang mengisahkan kedatangan Soekarno dan disambut masyarakat Gorontalo dapat ditemui di dalam bangunan yang diresmikan oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri pada 2002 ini.

Papan informasi yang dihadirkan di museum ini pun terbilang lengkap dengan foto kedatangan Soekarno yang kian asyik membawa pengunjung bernostalgia pada masa yang berbeda.

Destinasi yang berlokasi tak jauh dari Benteng Otanaha ini menjadi rekomendasi wisata sejarah yang patut dikunjungi. Selain melihat jejak masa lampau kehadiran Presiden Pertama RI, museum ini juga memiliki atraksi menaiki perahu warga setempat dengan tarif sewa perahu Rp10.000 per orang dengan durasi 15 menit mengelilingi Danau Limboto.

Adapun museum ini dapat dikunjungi pada pukul 7.00 hingga 17.00 waktu setempat tanpa dipungut biaya apapun. Selain itu, di kawasan ini terpantau memiliki kebersihan yang terjaga, dilengkapi dengan toilet yang terbilang bersih serta tempat sampah yang mudah dijangkau.

Jika lelah berkeliling museum, pengunjung dapat sekedar bersantai menikmati pemandangan Danau Limboto dari gazebo yang berada di pinggir danau yang masih berada di dalam kawasan museum.
 

Produk Ekraf Gorontalo

Tak lengkap rasanya jika berwisata tak membawa buah tangan. Gorontalo memiliki sejumlah produk ekonomi kreatif berupa kain karawo yang merupakan kain tradisional yang dibuat dengan disulam dengan tangan. Kain yang merupakan karya seni turun temurun masyarakat setempat ini sudah ada sejak masa Kerajaan Gorontalo, harga kain ini berada di kisaran Rp450.000 hingga Rp600.000 tergantung bahan kain yang digunakan.

Sementara untuk produk ekraf subsektor kuliner, oleh-oleh yang dapat dibeli untuk keluarga maupun rekan di antaranya adalah Pia Saronde, keripik pisang goroho hingga aneka sambal yang diracik dengan tambahan ikan seperti ikan tuna, ikan nike, ikan sagela hingga ikan cakalang yang siap menggoyang lidah.

Tak ketinggalan, pengunjung disarankan menjajal beberapa masakan khas Gorontalo yang dapat ditemui di beberapa rumah makan, seperti ilabulo yang berasal dari campuran sagu yang dicampur dengan ikan dengan sensasi kenyal dan gurih yang dibungkus dengan daun pisang dan dikukus, selain itu ada binte bilutuha yang merupakan sup jagung yang menghangatkan dengan tambahan protein berupa ikan, dan udang.

Kuliner wajib lainnya yakni sate tuna yang memiliki cita rasa gurih, masakan lainnya yakni bilentango atau ikan belah rica yang merupakan ikan mujair bakar dengan bumbu merah dengan cita rasa gurih pedas yang menggugah selera disajikan dengan potongan daun bawang, kemangi dan sambal roa yang kian menambah kenikmatan, selain itu ada sayur putungo yang berasal dari jantung pisang.
 

Maksimalkan Potensi Pariwisata

Dengan potensi sektor parekraf yang ada di Provinsi Gorontalo, baik Pemerintah Pusat dan daerah senantiasa mengupayakan agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Gorontalo kian dikenal masyarakat luas.

Kemenparekraf pun mendukung promosi pariwisata Provinsi Gorontalo lewat kegiatan tur media, publikasi di kanal-kanal yang dimiliki seperti media sosial hingga website Kemenparekraf.

Upaya-upaya ini dilakukan agar mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal dan meningkatkan pengeluaran wisatawan selama berkunjung ke Gorontalo.

“Diperlukan kolaborasi yang melibatkan semua stakeholder pentahelix (pemangku multipihak) pariwisata untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Ariyanto Husain mengatakan, peran serta masyarakat dibutuhkan dalam mengembangkan wisata Gorontalo dengan mengedepankan aspek berkualitas dan berkelanjutan.

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB yang tercatat hanya sebesar 2,4 persen serta kunjungan wisatawan Nusantara ke Gorontalo pada 2023 tercatat sebesar 1.478.813 dan kunjungan wisatawan mancanegara sekitar 5.500 patut untuk digenjot.

Ariyanto pun berkomitmen senantiasa mempromosikan wisata Gorontalo lewat media sosial serta menggandeng media serta menggandeng asosiasi lewat promosi paket-paket wisata yang disiapkan serta memperbarui peta perjalanan dan menampilkannya di titik-titik yang berpotensi dilirik wisatawan salah satunya bandara.

Dari sisi internal pihaknya pun menyiapkan pelatihan kepada para pelaku pengelola wisata sehingga lebih siap menyambut wisatawan serta mampu mengelola destinasi wisata secara berkualitas dan berkelanjutan.

Sebagai penunjang pariwisata, pemerintah setempat turut menyediakan bus pariwisata yang melewati beberapa titik wisata dengan titik awal yakni Terminal Dungigi yang menghadirkan dua koridor yang juga melewati ruang publik, toko oleh-oleh hingga pelabuhan. Adapun bus berkapasitas 20 orang yang dilengkapi pendingin ruangan ini memiliki tarif terjangkau, yakni sebesar Rp5.000 per orang.

 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024