Kalau tidak ada kesinambungan antara apa yang ada di otak, dengan apa yang ada di depan mata dan apa yang kita lakukan, maka kita dianggap sebagai penderita skizofrenia
Jakarta (ANTARA) - Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus mengajarkan keharmonisan antara empat komponen jiwa, agar manusia bisa hidup dalam kedamaian dan kerukunan.
Keempat komponen tersebut adalah kenyataan yang melebihi mimpi, persatuan yang melebihi atau mengatasi konflik, keseluruhan yang melebihi bagian demi bagian, dan realitas yang melebihi ide.
"Kalau anda semua menghidupi keempat prinsip ini, maka anda akan hidup dalam kedamaian dan kerukunan," katanya saat bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes di Youth Center Graha Pemuda Senayan, Jakarta, Rabu malam.
Paus mengungkapkan hidup takkan berguna bila manusia mengalami sesuatu yang berbeda daripada apa yang dia ceritakan kepada orang lain.
"Kalau tidak ada kesinambungan antara apa yang ada di otak, dengan apa yang ada di depan mata dan apa yang kita lakukan, maka kita dianggap sebagai penderita skizofrenia, atau orang yang menderita penyakit lain pikiran lain perkataan," ucapnya.
Sebagaimana tiga hal lainnya, sambung dia, seperti persatuan, keseluruhan, dan realitas merupakan hal baik yang harus berjalan dengan baik, guna mengimbangi kehidupan, dan menciptakan kehidupan yang harmonis.
"Kalau ada peperangan, apakah di sana ada keharmonisan?" tanyanya kepada pemuda yang menghadiri gelaran tersebut.
Menurut Paus, seseorang harus dapat mengharmonisasi keempat komponen kehidupan tersebut, sehingga bisa hidup selayaknya manusia yang matang.
Manusia yang matang, jelas dia, adalah seseorang yang mampu berpikir, berkata, dan bertindak dalam satu kesatuan, sehingga mengalami keharmonisan dalam hidupnya.
Baca juga: Paus jelaskan makna arsitektur bangunan Gereja Katedral Jakarta
Baca juga: Ketua MPR sebut kehadiran Paus Fransiskus tunjukkan RI toleran
Selain itu, Paus juga mengapresiasi pemuda yang bertanya kepadanya, sebab ia menilai pemuda tersebut berbicara dengan hati, sebagai salah satu manusia yang matang.
"Yang sangat mengesankan saya dari anda, adalah bahwa anda berbicara dengan hati,dan berbicara hati adalah sesuatu yang sangat indah," ucap Paus Fransiskus.
Sebagai informasi, sebelumnya mantan Uskup Agung Buenos Aires itu mengunjungi Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta pada pukul 16:30 WIB guna bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis, untuk kemudian bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes berkesempatan berjumpa Paus Fransiskus di Youth Center Graha Pemuda Senayan pada pukul 17:35 WIB.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.
Baca juga: Paus ingatkan sikap bela rasa tidak hanya sekedar memberi sedekah
Baca juga: Paus: Orang yang mengeruk kekayaan dari orang lain adalah orang malang
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024