Garut (ANTARA) - PLN Indonesia Power (PLN IP) menyebut geothermal atau energi panas bumi yang menghasilkan hidrogen hijau memiliki potensi bisnis yang cukup besar di Indonesia, yang sedang mengejar target net zero emission (NZE) pada 2060.

Specialist Tata Kelola Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN Indonesia Power Iwan Setiono mengatakan dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 yang mengatur mengenai pengaturan percepatan pengembangan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan, sudah terdapat aturan tarif baru untuk pengembangan geothermal.

"Jadi kalau peluang, ini cukup besar gitu ya. Bagaimana di undang-undang di Perpres 112 di sana juga ditambahkan bahwa ada tarif yang semakin kompetitif bagi pengembang geothermal seperti itu," ujar Iwan saat kunjungan media di PLTP Kamojang di Garut, Jawa Barat, Rabu.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang telah resmi menjadi penghasil hidrogen hijau (green hydrogen) berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara.

Green hydrogen plant (GHP) pada pembangkit energi baru terbarukan (EBT) ini menjadi GHP ke-22 yang dibangun PT PLN (Persero) dan akan memasok hidrogen hijau untuk Hydrogen Refueling Station (HRS) Senayan.

Iwan menyampaikan yang menjadi tantangan dalam pengembangan GHP adalah menciptakan ekosistemnya. Menurutnya, selama ini GHP hanya berproduksi bila ada permintaan dari konsumen atau pelanggan.

"Jadi kendala produksi kita memang menunggu konsumen, kalau konsumennya sudah ada kita produksi. Jadi kita saat ini masih menunggu kalau ada permintaan dari HRS Senayan, baru kita produksi," kata Iwan.

Hidrogen hijau berbasis panas bumi yang dihasilkan dari air kondensasi dari proses produksi listrik PLTP Kamojang. Proses pembuatan hidrogen ini sama sekali tidak menggunakan air tanah.

"Jadi keunggulan kita adalah hidrogennya ini menggunakan energi listrik dari geothermal," ucapnya.

Hidrogen hijau bisa digunakan untuk semua sektor, termasuk industri kimia. Iwan menyebut yang terpenting adalah konsumen harus memiliki alat untuk mengubah hidrogen menjadi energi listrik.

Diketahui, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN terus berinovasi dalam mengakselerasi ekosistem hidrogen secara end to end di Indonesia. Kehadiran GHP disebut mendukung pengembangan kendaraan hidrogen yang dikenal ekonomis serta rendah emisi.

"Kita ingin mencoba hidrogen hijau dari proses produksi energi baru dan terbarukan murni. Maka, kita membangun GHP di PLTP Kamojang, ada tambahan sekitar 4,3 ton per tahun," ujar Darmawan pada Februari 2024.

Dengan beroperasinya GHP di PLTP Kamojang, saat ini PLN telah memiliki 22 GHP tersebar di Indonesia yang bisa memproduksi 203 ton hidrogen hijau per tahun. Dari total produksi 203 tersebut, 75 ton hidrogen akan digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sedangkan, 128 ton akan digunakan untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan hidrogen.

Baca juga: Kementerian ESDM siapkan regulasi percepat pengembangan hidrogen hijau

 

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024