Ekosistem digital dinilai menjadi penentu bagi ketahanan pangan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk terus menerapkan pemanfaatan teknologi digitalisasi dalam pengembangan sektor pertanian sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

"Ekosistem digital dinilai menjadi penentu bagi ketahanan pangan dan smart farming 4.0 terutama dalam menghadapi industri pertanian yang terus berkembang," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Ali Jamil saat meresmikan pembukaan pameran Growtech Jakarta dan Propak Indonesia 2024 di JiExpo Kemayoran Jakarta, Rabu.

Menurut Ali, teknologi dan digitalisasi sejauh ini mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas dan keberlanjutan dalam proses produksi sekaligus memberikan keuntungan kompetitif bagi para pelaku industri pertanian.

"Yang pasti, sistem pertanian yang terintegrasi dengan teknologi digital mampu meningkatkan semuanya, termasuk juga peningkatan produktivitas dan keberlanjutan," ujarnya.

Sebagai gambaran, kata Ali, Indonesia saat ini tengah dilanda krisis kekeringan panjang akibat gelombang panas paling ganas. Sejalan dengan hal ini, laporan IPCC menunjukkan bahwa perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerusakan tanaman hingga 20 persen pada tahun 2050.

"Sementara WRI (World Resources Institute) memperkirakan bahwa produksi pangan dunia perlu meningkat hingga 100 persen untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 9 miliar penduduk dunia di tahun tersebut. Karena itu, smart Farming 4.0 menjadi solusi kunci dalam menghadapi tantangan ini," jelasnya.

Lebih lanjut, Ali mengatakan bahwa pameran inovasi teknologi itu akan menghadirkan alat mesin pertanian Drone Sprayer, Paper Packaging Maker dari berbagai perusahaan.

"Sektor pertanian merupakan fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional," imbuh Ali.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Asosiasi Alat dan Mesin Pertanian (Alsintani) Mindo Sianipar mengatakan bahwa kolaborasi antara teknologi sprayer dan drone dapat memungkinkan penyemprotan dilakukan dengan lebih cepat dan tepat, sehingga meningkatkan efisiensi proses pertanian.

Mindo mengaku bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung upaya setiap anggota dalam meningkatkan level mekanisasi pertanian dengan mengkolaborasikan alat dan mesin pertanian dengan teknologi terbaru.

"Pameran industri terpadu ini dapat memberikan gambaran masa depan teknologi pertanian di Indonesia, yang kelak membawa ke era baru dalam efisiensi dan keberlanjutan," katanya.

Pameran Growtech Jakarta dan ProPak Indonesia 2024 digelar oleh Pamerindo Indonesia yang mana pameran industri terpadu ini menghadirkan solusi teknologi pertanian serta pemrosesan dan pengemasan berskala internasional.

Pameran yang mengusung konsep From Farm to Table dan akan berlangsung di JIExpo Kemayoran hingga 6 September 2024, menjadi platform utama bagi para pelaku industri untuk bertemu, berbagi pengetahuan, dan menjalin kemitraan strategis.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa saat ini transformasi teknologi modern terus dilakukan untuk memangkas biaya produksi hingga 50 persen.

Mentan berharap pertanian modern menjadi contoh naiknya produksi di masa mendatang.

"Saat ini kami sudah membangun klaster pertanian modern yang semuanya serba teknologi dan serba digitalisasi. Upaya ini terus dilakukan secara merata di seluruh Indonesia," kata Mentan.

Baca juga: Kemenkop UKM bahas penguatan digitalisasi koperasi pertanian di ASEAN
Baca juga: Pupuk Indonesia dukung digitalisasi pertanian lewat aplikasi REKAN
Baca juga: Kisah ID FOOD tingkatkan kinerja komoditas gula lewat digitalisasi


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024