Konsep tersebut membuat para murid jauh lebih kreatif, lebih semangat belajar mengenal alam dan menjaga lingkungan sekitar mereka,"
Singkawang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Singkawang, Kalbar, memiliki satu sekolah negeri yang mengembangkan metode pendidikan dengan berbasis sekolah terbuka atau alam yang bebas biaya.
Kepala SDN 14 Singkawang Utara, Nurhasanah di Singkawang, Rabu, mengatakan, pihaknya mengembangkan metode pembelajaran pengenalan dengan alam yang digabung dengan metode pembelajaran dari Dinas Pendidikan.
"Konsep tersebut membuat para murid jauh lebih kreatif, lebih semangat belajar mengenal alam dan menjaga lingkungan sekitar mereka," kata Nurhasanah.
SDN 14 Singkawang Utara ditetapkan sebagai Sekolah Harmoni Hijau sejak tahun ajaran 2013/2014.
Sebelumnya, sekolah tersebut merupakan sekolah berstandar internasional yang tidak jadi digunakan. Luas lahan sekolah mencapai 1,5 hektare.
Saat ini sekolah itu mempunyai 64 siswa, mulai dari kelas 1 hingga 3. Selain siswa kelas 1, sisanya merupakan pindahan dari sekolah terdekat yang kelebihan murid.
Selain mengenalkan pelajaran dengan metode yang kreatif di luar ruangan, siswa juga diberi pemahaman tentang lingkungan sekitar.
Nurhasanah melanjutkan, para murid dengan mudah memahami dan langsung mengerti pelajaran yang diberikan pihak guru.
Ia mencontohkan praktik perubahan dari air bersih menjadi air kotor dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sehingga siswa memahami proses yang terjadi.
Kemudian, pengenalan makhluk hidup lain seperti jenis pohon dan beberapa tanaman yang mengundang banyak kupu-kupu.
"Jadi, kami berusaha mengharmonisasikan alam dengan para murid sehingga mereka sedini mungkin memahami lingkungan sekitar dan perduli terhadap keasriannya," ujar Nurhasanah.
Pada tahun ajaran 2014, sekolah tersebut akan menerima murid hingga kelas V SD.
Region Operation Manager World Vision Indonesia, Irene Marbun mengatakan pihaknya ikut memfasilitasi para guru sebagai penebar program dan mengaplikasikan pelajaran ke murid.
Sekolah yang dimiliki Pemkot Singkawang itu merupakan yang pertama. Bahkan, dari Papua ada yang mengunjungi sekolah tersebut untuk meniru dan menerapkannya.(*)
Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014