Jakarta (ANTARA) - Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus mengisahkan anekdot yang beredar di kampung halamannya, bahwa orang yang selalu ingin menjadi kaya dengan cara mengeruk kekayaan orang lain adalah orang yang malang.
"Di Argentina, di Buenos Aires, saya mengenal orang kaya yang selalu ingin lebih kaya dari orang lain dengan cara mengeruk kekayaan melalui orang lain. Lalu orang-orang yang ada di sekitarnya membuat lelucon bahwa ia merupakan orang malang, karena dia ingin mendapatkan kekayaan dari yang lain, tapi kemudian ia tidak bisa menutup peti jenazahnya sendiri (karena tidak ada yang membantu)," katanya saat menemui para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis di Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, Rabu.
Paus menekankan pola pikir bahwa diri sendiri lebih cerdas dan bebas dalam mencapai tujuan dan ambisi pribadi, sebagaimana mengeruk kekayaan dari orang lain adalah cara yang salah dalam melihat realitas kehidupan.
Hal tersebut, menurut dia, berbanding terbalik dengan perilaku bela rasa yang selalu diajarkannya kepada umat, guna mewujudkan rasa cinta kasih terhadap sesama.
"Itu adalah kelicikan mereka yang mendahului kepentingan diri sendiri, dengan menjaga jarak dari semua orang dan tidak membiarkan diri mereka disentuh oleh apapun dan siapapun," tegasnya.
Paus menekankan hal tersebut tidak akan membuat dunia bergerak maju menuju kedamaian, karena yang membuat dunia maju bukanlah kepentingan pribadi yang berujung pada perusakan ciptaan Tuhan dan pecah belah antarkomunitas.
Namun, sambung dia, yang membuat dunia maju menuju kedamaian adalah persembahan kasih terhadap sesama umat manusia.
"Bela rasa tidak menggelapkan visi kehidupan yang sejati, sebaliknya bela rasa membuat kita mampu melihat pelbagai hal baik dalam terang kasih. Kita melihat realitas dengan baik hanya dengan mata hati," ucap Paus Fransiskus.
Mantan Uskup Agung Buenos Aires itu mengunjungi Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta pada pukul 16.30 WIB guna bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis, untuk kemudian bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes di Youth Center Graha Pemuda Senayan pada pukul 17.35 WIB.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.
Baca juga: Paus ingatkan sikap bela rasa tidak hanya sekedar memberi sedekah
Baca juga: Paus berpesan agar iringi sedekah dengan sentuhan
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024