Jakarta (ANTARA) - Pemimpin Gereja Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus berpesan kepada umat agar sedekah yang diberikan kepada orang yang membutuhkan tidak hanya sekadar pemberian, namun juga diiringi dengan sentuhan.

"Kita tidak boleh hanya memberi, tapi juga harus bersentuhan langsung dengan yang meminta. Pandang dalam mata mereka, itulah yang dikatakan sebagai upaya dalam mengembangkan jaringan kasih," katanya saat menemui para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis di Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, Rabu.

Paus mengatakan mengembangkan jaringan kasih merupakan salah satu bentuk bela rasa dalam kehidupan, yang senada dengan tema kunjungannya kali ini yaitu "Iman, Persaudaraan, dan Bela Rasa", yang bertujuan untuk mendekatkan umat manusia satu sama lain.

Bela rasa, kata dia, berarti merangkul mimpi dan hasrat kaum yang tertindas akan kebebaan dan keadilan mereka.

Baca juga: Paus ingatkan kekayaan Indonesia tak boleh jadi alasan untuk sombong

Menurutnya, pengembangan jaringan kasih tanpa batas dengan sentuhan kala memberikan sedekah kepada kaum miskin merupakan upaya dalam menciptakan kekuatan kasih yang luas dan besar.

"Ketika saya mendengar pengakuan, saya biasa tanya kepada orang apakah dia pernah sedekah ke orang miskin? Itu pertanyaan pertama, kemudian kedua apakah dia juga sentuh tangan orang yang meminta?" ujarnya.

Untuk diketahui, mantan Uskup Agung Buenos Aires itu mengunjungi Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, pada pukul 16.30 WIB guna bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis, untuk kemudian bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes di Youth Center Graha Pemuda Senayan pada pukul 17.35 WIB.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.

Baca juga: Paus sebut pembukaan UUD sesuai dengan moto kunjungannya ke Indonesia
Baca juga: Paus ajak umat untuk hidup sama rasa sebagaimana diajarkan Pancasila

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024