Normalisasi sungai yang dilakukan mulai membuahkan hasil dengan berkurangnya luas lahan pertanian yang terancam kekeringan
Kabupaten Bekasi (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat lahan pertanian berstatus terancam kekeringan di daerah itu berkurang 1.426 hektare dari semula 4.246 hektare menjadi 2.820 hektare berkat aksi tanggap darurat beberapa hari terakhir.
 
 
 
"Normalisasi sungai yang dilakukan mulai membuahkan hasil dengan berkurangnya luas lahan pertanian yang terancam kekeringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis di Cikarang, Rabu.
 
 
 
Ia menjelaskan, berdasarkan pembaruan data dampak kekeringan di wilayah itu, kegiatan normalisasi sungai juga menyebabkan penurunan jumlah desa dengan lahan pertanian terancam kekeringan dari semula 99 desa di 20 kecamatan, menjadi 62 desa di 16 kecamatan atau berkurang 37 desa.
 
 
 
Dia merinci tujuh desa di Kecamatan Karangbahagia masih memiliki lahan pertanian berstatus terancam kekeringan dengan luas total 450 hektare. Kecamatan Pebayuran di enam desa dengan luas 207 hektare, dan empat desa di Kecamatan Sukatani seluas 30 hektare.
 
 
Kemudian tujuh desa di Kecamatan Sukakarya seluas 1.063 hektare, enam desa se-Kecamatan Cabangbungin seluas 323 hektare, satu desa di Muaragembong seluas 110 hektare, enam desa di Sukawangi seluas 376 hektare, dan Kecamatan Tambun Utara di satu desa seluas delapan hektare.

Dua desa di Kecamatan Tambelang seluas 45 hektare, satu desa di Kecamatan Cibitung seluas 15 hektare, lima desa di Kecamatan Cikarang Selatan seluas 38 hektare, serta delapan desa di Kecamatan Serang Baru seluas 90 hektare.

Kemudian 13 hektare di satu desa Kecamatan Setu, 38 hektare di tiga desa se-Cikarang Timur, sembilan hektare di tiga desa Kecamatan Cikarang Pusat, serta satu desa terancam kekeringan di Kecamatan Bojongmangu seluas lima hektare.

Pihaknya bersama segenap perangkat dan instansi terkait terus berupaya mengairi sawah-sawah terancam kekeringan dengan mengoptimalkan kegiatan normalisasi sungai sampai kondisi areal pertanian kembali pulih.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi Ani Heryani normalisasi sungai dilakukan pada titik-titik yang mengalami penyumbatan dan sedimentasi melalui pembersihan, pengangkatan, hingga perbaikan tanggul guna memastikan aliran air lebih lancar serta merata ke seluruh wilayah.

"Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sungai untuk menampung debit air sekaligus mencegah terjadi kekeringan lebih parah di daerah-daerah rawan," katanya.

Pihaknya juga menyalurkan bantuan pompa air kepada kelompok tani terdampak kekeringan untuk membantu menjaga keberlanjutan produksi pertanian di tengah keterbatasan sumber air.

"Pompa air didistribusikan secara bertahap ke desa-desa yang paling membutuhkan dengan harapan dapat membantu petani mengairi lahan pertanian sehingga produksi pangan tetap terjaga dan stabilitas ekonomi masyarakat dapat dipertahankan," katanya.

Pemerintah Kabupaten Bekasi berkomitmen untuk terus mengatasi tantangan kekeringan dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga di tengah kondisi alam yang semakin sulit saat ini.

"Tentu perlu sinergi stakeholder terkait bersama seluruh lapisan masyarakat, saling bahu membahu menyelesaikan permasalahan kekeringan ini. Dan tentu, tadi juga kita lakukan doa bersama agar hujan segera turun khususnya di Kabupaten Bekasi," ucapnya.

Camat Pebayuran Hasyim Adnan Adha mengatakan kegiatan normalisasi di wilayah itu dilakukan pada titik Kampung Teluk Bango, RT 03 RW 01, Desa Karangharja.

Selain di Desa Karangharja, Pemkab Bekasi juga menormalisasi saluran irigasi sekunder sepanjang 17 kilometer yang mencakup beberapa wilayah desa yang berada di Kecamatan Pebayuran.

"Untuk normalisasi kurang lebih sekitar 17 kilometer termasuk di dalamnya terdapat beberapa desa lain yakni Desa Karangsegar, Sumberurip, Sumbersari, Sumbereja, Karanghaur, Kertajaya, Bantarjaya, dan terutama Desa Karangharja," kata dia.

Baca juga: Pemkab Bekasi jaga lahan pertanian tetap produktif
Baca juga: Mengunci luas sawah Bekasi, menjaga swasembada pangan

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024