Tapi kalau dilihat dengan hati dan pikiran yang terbuka, kekayaan ini dapat dijadikan sebagai pengingat kepada Allah
Jakarta (ANTARA) - Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus mengingatkan kepada umatnya di Indonesia untuk tidak menjadikan kekayaan alam Indonesia menjadi alasan untuk berbuat sombong dan angkuh.

Paus saat menemui para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis di Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga Jakarta Rabu mengatakan, kekayaan alam Indonesia, baik berupa kekayaan nabati, hewani, juga sumber daya alam dan energi bisa menjadikan alasan orang yang hidup di dalamnya untuk menjadi sombong dan angkuh jika dilihat secara sepintas.

"Tapi kalau dilihat dengan hati dan pikiran yang terbuka, kekayaan ini dapat dijadikan sebagai pengingat kepada Allah," katanya.

Paus mengatakan kehadiran alam semesta dalam hidup ini sesungguhnya merupakan pemberian Tuhan kepada seluruh umat manusia yang hidup di dunia.

"Tidak ada sejengkalpun wilayah Indonesia, atau satu momen yang bukan merupakan anugerah Allah," lanjutnya.

Paus menyebut kekayaan alam Indonesia merupakan tanda kasih-Nya yang abadi dan diberikan secara cuma-cuma.

Melihat semua pemberian-Nya yang salah satunya berupa alam Indonesia yang kaya, ia mengajak seluruh umat Katolik di Indonesia untuk semakin mempercayai Allah dengan karunia-Nya.

"Serta mengenal diri kita sebagai insan kecil dan dikasihi untuk memelihara rasa syukur dan bertanggung jawab atas pemberian-Nya," ujar Paus.

Mantan Uskup Agung Buenos Aires itu mengunjungi Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta pada pukul 16.30 WIB guna bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis, untuk kemudian bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes berkesempatan berjumpa Paus Fransiskus di Youth Center Graha Pemuda Senayan pada pukul 17.35 WIB.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024