Saya pikir tiga keutamaan ini mengungkapkan hal baik dalam perjalanan gereja dan karakter bangsa yang memiliki berbagai etnik dan budaya yang berbeda
Jakarta (ANTARA) - Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus mengajak semua umat Katolik di Indonesia untuk hidup sama rasa tanpa perbedaan sebagaimana yang diajarkan oleh Pancasila.

Ia saat menemui para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis di Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta Rabu, menilai hakikat kehidupan yang diajarkan oleh Pancasila senada dengan tema kunjungan apostolik yang dilakukannya pada kali ini, yakni Iman, Persaudaraan, dan Bela Rasa.

"Saya pikir tiga keutamaan ini mengungkapkan hal baik dalam perjalanan gereja dan karakter bangsa yang memiliki berbagai etnik dan budaya yang berbeda. Pada saat yang sama, hal ini dicirikan dalam perkumpulan untuk mewujudkan kehidupan yang sama, satu, dan damai seperti prinsip tradisional Pancasila," katanya.

Paus menginginkan seluruh perwakilan umat Katolik yang hadir dalam pertemuan tersebut untuk tidak membeda-bedakan antara satu sama lain, baik pintar maupun awam, juga besar ataupun kecil.

Hal tersebut, ungkapnya, merupakan bagian dari tanggungjawabnya dalam menumbuhkembangkan gereja Katolik di seluruh dunia.

"Saya ingin menyapa semua yang hadir di sini. Terima kasih kepada Konferensi Waligereja Indonesia atas sambutannya," ujarnya.

Mantan Uskup Agung Buenos Aires itu mengunjungi Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta pada pukul 16.30 guna bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis, untuk kemudian bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes berkesempatan berjumpa Paus Fransiskus di Youth Center Graha Pemuda Senayan pada pukul 17.35 WIB.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024