Beijing (ANTARA) - Beberapa hari menjelang awal semester musim gugur 2024, Sekolah Dasar Beitanghe di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur, telah selesai mempersiapkan sebuah kejutan untuk para muridnya.
Saat kembali ke sekolah, para murid mendapati bahwa meja dan kursi yang biasa mereka gunakan telah diganti dengan set meja-kursi serbaguna yang dapat dijadikan tempat tidur darurat hanya dengan menarik beberapa tuas. Selama liburan musim panas, set meja-kursi itu ditempatkan di seluruh 16 ruang kelas untuk dua jenjang kelas di sekolah tersebut.
Xu Jiaoxiang, wakil kepala sekolah Beitanghe, mengatakan bahwa sejak sekolah itu dibuka pada 2023, banyak orang tua menanyakan apakah anak-anak dapat berbaring pada jam tidur siang. Hal ini menjadi kekhawatiran bersama para orang tua yang menginginkan anak-anak mereka dapat beristirahat dengan efektif di luar jam mata pelajaran.
Sekolah Beitanghe juga telah menyusun jadwal yang memungkinkan jam tidur siang. Mulai pukul 12.00 hingga 12.55, semua murid dapat menikmati tidur siang setidaknya 30 menit.
Dengan dukungan kebijakan-kebijakan ini, para murid dapat memulihkan energi dengan lebih baik pada siang hari dan siap melakukan kegiatan sekolah pada sore hari, kata Xu.
Di Distrik Binjiang, tempat sekolah itu berada, otoritas pendidikan daerah sangat memperhatikan kebutuhan murid untuk beristirahat. Guna memenuhi kebutuhan ini dengan lebih baik, sebanyak 13 sekolah dipilih untuk menjadi lokasi uji coba penggunaan set meja-kursi lipat.
Memperkenalkan fasilitas yang memungkinkan murid berbaring saat tidur siang kini menjadi praktik umum di sekolah dasar dan menengah di China. Sama seperti Sekolah Dasar Beitanghe, sekolah-sekolah di Distrik Beilun di Ningbo, Provinsi Zhejiang, juga telah dilengkapi dengan set meja-kursi itu.
Menurut Li Haida, kepala Departemen Pendidikan Distrik Beilun, lebih dari 10.000 set meja-kursi telah ditempatkan di sekolah-sekolah di distriknya.
Memastikan para murid dapat menikmati waktu tidur siang dan beristirahat dengan nyaman adalah salah satu tujuan dari upaya China untuk meringankan beban para pelajar ini.
Dalam sebuah dokumen mengenai fasilitasi manajemen tidur bagi murid sekolah dasar dan menengah yang dirilis pada 2021, Kementerian Pendidikan China mendesak sekolah dan otoritas daerah terkait untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan para murid tidur siang dengan efektif.
Sebelumnya, karena tidak dapat berbaring saat tidur siang, banyak murid akhirnya tertidur di meja. Kalangan ahli kesehatan mengemukakan bahwa posisi tidur seperti itu dapat menyebabkan perubahan tulang belakang dan masalah kesehatan lainnya.
Di sekolah-sekolah yang mengambil langkah lebih awal dalam memastikan kegiatan tidur siang para murid, dampak positifnya sangat jelas terlihat.
Di Provinsi Guangdong, China selatan, Sekolah Menengah No.5 Guangzhou telah menjajaki cara agar para murid dapat beristirahat siang dengan nyaman sejak lebih dari satu dekade lalu. Kini, ketika jam tidur siang tiba, para murid langsung mengatur meja dan mengeluarkan tikar tidur dengan tertib. Dalam waktu kurang dari 10 menit, mereka pun siap tidur siang.
Membiasakan murid mempersiapkan sendiri kegiatan tidur siang mereka dapat membantu menumbuhkan kesadaran akan manajemen diri, kata Qiu Zhijian, kepala sekolah di Sekolah Menengah No.5 Guangzhou.
Namun demikian, karena kondisi sekolah yang berbeda-beda, banyak guru menekankan seharusnya tidak hanya satu metode saja yang dapat diterapkan di semua sekolah untuk memastikan kenyamanan tidur siang para murid. Sebagai gantinya, seharusnya solusi itu disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.
Mereka juga menekankan bahwa memastikan jam tidur siang dan kualitas tidur murid seharusnya tidak boleh dipisahkan dari kebijakan reformasi pendidikan lainnya yang bertujuan untuk meringankan beban para pelajar. Perkembangan fisik dan kesehatan mental mereka harus didukung oleh upaya bersama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, demikian warta Xinhua.
Pewarta: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024