Ambon (ANTARA) - Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Maluku menjalin kerja sama dengan ahli di bidang kimia untuk mengkaji peredaran merkuri di daerah tersebut.
"Kami melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Yayasan Fokus Nexus 3 guna melakukan pengumpulan sampel dan penyusunan kajian teknis guna menyiapkan rencana aksi daerah untuk pengurangan dan penghapusan merkuri di Provinsi Maluku," kata Rektor Unpatti Prof Freddy Leiwakabessy di Ambon, Rabu.
Penandatanganan MoU dilakukan antara perwakilan Yayasan Nexus Yuyun Ismawati Drwiega dan Rektor Unpatti Prof Freddy Leiwakabessy.
"Selain itu penandatanganan ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan prinsip kemitraan yang saling memberikan manfaat," kata Prof Freddy.
Prof Fredy mengatakan Universitas Pattimura sudah banyak menjalin kerja sama di dalam negeri maupun di luar negeri, baik dengan institusi pemerintah, swasta, maupun dengan NGO lainnya.
"Maluku saat ini memiliki sumberdaya alam yang melimpah, seperti emas, nikel dan marmer, namun untuk mengelolanya masyarakat belum dapat memahami secara substansi terkait dampaknya bagi masyarakat dan juga lingkungan sekitar," ucapnya.
Menurut dia edukasi terhadap hal tersebut tentunya perlu dilakukan lewat dukungan dari berbagai pihak, namun juga dibutuhkan dukungan secara akademik maupun ilmiah.
Merespons hal itu Wakil Ketua Yayasan Nexus Yuyun Ismawati Drwiega mengatakan, Nexus Foundation for Environmental, Health, and Development atau Nexus 3 Foundation (sebelumnya dikenal sebagai Balifokus Foundation) bekerja untuk melindungi publik, terutama populasi yang rentan, dampak dari pembangunan pada kesehatan dan lingkungan masyarakat.
"Yayasan ini bekerja menuju masa depan yang adil, bebas racun, dan hidup berkelanjutan," ucapnya.
Baca juga: Kapolda instruksikan Kapolres SBB awasi peredaran merkuri
Baca juga: Konsul PNG di Jayapura: Dampak mercuri di Madang terus diteliti
Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024