Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, membangun bank sampah induk di Kecamatan Ampenan untuk menampung sampah yang sudah terpilah dari masyarakat.

"Keberadaan bank sampah induk itu untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di Mataram, dan kami targetkan mampu mengelola 100 ton sampah per hari," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi, di Mataram, Rabu.

Menurut dia, pembangunan bank sampah tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp800 juta.

Keberadaan bank sampah induk itu nantinya akan terintegrasi dengan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo yang akan dibangun tahap pertama oleh pemerintah pusat pada tahun 2025, dengan total anggaran Rp96 miliar.

Baca juga: DLH Mataram targetkan 650 ton sampah di TPST tuntas terangkut ke TPA 

"Untuk tahap pertama pembangunan TPST Kebon Talo, kami mendapatkan anggaran Rp15 miliar. Sisanya diselesaikan tahun 2026," katanya.

Denny mengatakan bahwa dalam operasional bank sampah induk akan memberdayakan masyarakat untuk melakukan pemilihan jenis sampah yang masih bernilai ekonomi atau masih bisa diolah.

Sampah hasil pemilihan masyarakat bisa dikumpulkan atau langsung diserahkan ke petugas bank sampah untuk dicatat sebagai tabungan sampah masyarakat dan dapat diuangkan sesuai kebutuhan nasabah bank sampah.

"Dengan demikian, keberadaan bank sampah bisa dioptimalkan tidak hanya sekadar datang melakukan penukaran tetapi mereka juga ikut memilah sampah," katanya.

Baca juga: DLH Mataram siapkan APD khusus bagi petugas di TPST Modern Sandubaya

Di sisi lain, Denny optimistis pembangunan bank sampah induk bisa selesai akhir tahun ini, karena dengan anggaran Rp800 juta yang dibangun hanya gedung biasa seperti aula pemilahan sampah.

"Sedangkan sarana dan prasarana pendukung nantinya akan dianggarkan setelah pembangunan selesai," katanya.

Denny menambahkan, pembangunan bank sampah induk tersebut menjadi bagian awal untuk pembangunan TPST Kebon Talo yang ditargetkan mengolah sampah hingga 120 ton per hari dengan sistem pembakaran ramah lingkungan.

Teknologi insinerator merupakan salah satu alat pemusnah sampah yang dilakukan melalui pembakaran pada suhu tinggi.

Baca juga: TPST Sandubaya Mataram kurangi sampah ke TPA hingga 8 ton per hari

"Dengan teknologi insinerator yang akan diterapkan ini dapat mengubah panas dari hasil pembakaran yang sudah diubah menjadi uap air dimanfaatkan untuk dikonversikan ke tenaga listrik," katanya.

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024