Bandung (ANTARA) - Hari kedua ASEAN Railways CEO's (Arceos’) Conference memasuki hari kedua di Ballroom Hotel Pullman, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu 4 September 2024. Kali ini, mencuat berbagai presentasi menarik tentang inovasi dan keberlanjutan transportasi kereta api dari negara-negara anggota ASEAN. 


Pada sesi Working Group Marketing and Operational Working Group hari kedua, hadir delegasi dari delapan negara yang mengikuti kegiatan dengan antusias. Presenter pertama pada hari ini adalah Mr. Kongthaly Phothisomphone, Senior Office Transportation dari Lao National Railway, Laos, yang mempresentasikan tema "Freight Management and Transportation (Thanaleng Station)". Ragasanmata A. Godwin, Staff of Training and Education Center dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) berbicara mengenai "Training Management Transformation Towards a Railway Center of Excellence".


Kemudian M. Ismail Ibrahim, Manager, Marketing, Promotion and Advertising dari Keretapi Tanah Melayu Berhad, Malaysia, turut memberikan paparan terkait "Revolutionizing Passenger Experience and Regional Connectivity Through KTMB SuperApp". Sesi presentasi dilanjutkan oleh Sirasit Sunthonwit, Traffic Officer Level 6, Information and System Development Section, Research Planning Development and Information Division, Traffic Business Strategy Bureau of State Railway of Thailand, Thailand.


Dia membahas topik tentang "Intelligent Transportation: GPS Real Time Location for Railway Tracking System", yang memberikan wawasan mengenai sistem pelacakan kereta api secara real-time menggunakan teknologi GPS.


Kemudian, Nopik Asharu, Manager of Card Management dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), Indonesia, menyampaikan materi tentang "Passenger Transport Innovation to Improve Customer Experience". Dari Vietnam, Mr. Nguyen Tuan Anh, Deputy Director of Operation Department of Vietnam Railways, mempresentasikan tema "Application of Digitalization in Railway Transport Management and Operation Towards Sustainable Development". 


Selanjutnya, Kelvin Khewer, yang berasal dari Keretapi Tanah Melayu Berhad, Malaysia, kembali mengangkat tema "Discovering ASEAN Through Rail Tourism", yang mempromosikan pariwisata ASEAN melalui perjalanan kereta api. Rochelle Andrea Rizada, Manager Administrative and Finance Department dari Philippine National Railways, Filipina, yang membahas "Sustainability Efforts Through Employee and Community Empowerment". 


Ragasanmata A. Godwin, Staff of Training and Education Center dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam paparannya mengatakan, sebagai upaya mewujudkan transformasi sistem pembelajaran yang efektif dan komprehensif, menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur, teknologi, dan budaya sumber daya manusia. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pribadi yang kompeten dan adaptif, serta mempercepat penyerapan pengetahuan dan inovasi melalui sistem manajemen pengetahuan.


"Transformasi ini diperlukan untuk menyesuaikan proses bisnis pembelajaran dengan kebutuhan strategis perusahaan. Oleh karena itu, peran unit bisnis dalam proses pembelajaran juga harus ditingkatkan agar kualitas karyawan, baik dari kapasitas maupun kompetensinya, selaras dengan kebutuhan perusahaan," ujar Godwin.


Sebagai bagian dari perjalanan transformasi menuju Railway Center of Excellence pada tahun 2023, konsep Corporate University KAI mulai dirumuskan. Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, proses bisnis dari Corporate University ini akan diimplementasikan untuk mengembangkan manajemen organisasi yang lebih matang. Secara paralel, pengembangan teknologi, sistem, serta penguatan sumber daya manusia juga terus dilakukan, mengingat sumber daya manusia adalah aset esensial untuk menjadi pusat keunggulan kereta api di Asia Tenggara.


"Tentu saja, transformasi ini tidak datang tanpa tantangan. Beberapa isu seperti budaya organisasi internal yang parsial, sistem pembelajaran yang kurang terintegrasi, serta minimnya ahli di bidang pembelajaran mandiri tidak bisa dihindari," tambah Godwin.


Untuk mengatasi tantangan tersebut, strategi yang diterapkan adalah dengan mengubah proses bisnis menjadi berfokus pada beberapa aspek, yaitu keselarasan pembelajaran, perencanaan pembelajaran, desain pembelajaran, implementasi pembelajaran, serta peningkatan berkelanjutan.


Sementara itu, M Ismail Ibrahim, perwakilan dari KTMB (Keretapi Tanah Melayu Berhad) Malaysia, mengungkapkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah pengguna yang terdaftar dan aktif pada aplikasi digital KTMB dalam beberapa tahun terakhir. Sejak peluncurannya pada tahun 2020, jumlah pengguna terdaftar telah meningkat secara drastis dari 174.000 orang menjadi 3,5 juta pada Juli 2023, yang mencakup sekitar 10% dari populasi.


Namun, Ibrahim menekankan bahwa fokus utama bukan hanya pada jumlah pendaftaran, tetapi juga pada jumlah pengguna aktif yang benar-benar memanfaatkan aplikasi tersebut untuk melakukan transaksi. Saat ini, tingkat penggunaan aktif berada pada kisaran 30% hingga 40%. Dari jumlah tersebut, 44% pengguna adalah perempuan dan 56% adalah laki-laki, dengan mayoritas pengguna berada di rentang usia 21 hingga 35 tahun.


KTMB juga melaporkan peningkatan yang signifikan dalam pangsa pasar sejak peluncuran aplikasi, naik dari 7,3% menjadi 20% dalam beberapa tahun terakhir. Seiring dengan itu, sumber pendapatan perusahaan melalui platform digital ini juga menunjukkan peningkatan, dengan tren kenaikan dari 5% menjadi 44%, 73%, hingga 75% pada tahun-tahun sebelumnya.


Untuk masa depan, KTMB berencana untuk terus meningkatkan kemitraan digital dan fokus pada integrasi solusi pembayaran yang lebih canggih. 


“Perusahaan juga sedang mengembangkan aplikasi super yang akan menawarkan lebih banyak fitur dan mempermudah perjalanan pengguna dari titik A ke titik B,” imbuh dia. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024