Jakarta (ANTARA News) - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan sedang menggelar 'roadshow' untuk memperoleh pinjaman sebesar 1,2 miliar dolar AS di luar negeri, yang dimulai sejak 11 September, namun hasilnya baru dapat diketahui pada 29 September 2006. Demikian diungkapkan Sekretaris Perusahaan BUMI, Geroad Jusuf, kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta, Selasa, mengklarifikasi kebenaran sebuah berita bahwa Bumi Resources Tbk mendapat utang 1,2 miliar dolar AS. Ia juga membantah bahwa tidak benar dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk pembelian kembali (buy back) saham. Dalam paparan kepada para analis pada 6 September 2006 di Jakarta, perseroan menjelaskan sebanyak 395 juta dolar AS akan dipakai sebagai modal kerja dan belanja perusahaan lainnya, tambahnya. Tetapi sebelumnya, PT Bumi Resources juga dilaporkan telah memperoleh pinjaman baru sebesar 900 juta dolar AS dari lembaga keuangan internasional, yang akan digunakan untuk membiayai kembali pinjaman lama sebesar 800 juta dolar AS. "Ya, kami akan menandatangani pinjamanan baru oleh ..... pada Jumat mendatang," kata Direktur Bumi Resources, Kenneth Farrel, kepada XFN-Asia (20/9). Ia mengatakan jumlah pinjaman tersebut lebih rendah dari target semula perusahaan sebesar 1,2 miliar dolar AS. Perusahaan mengatakan rata-rata pembayaran suku bunga pada posisi utangnyam termasuk utang oleh anak perusahaannya sebesar 7,5 persen per tahun. Farrel mengatakan pinjaman baru itu diatur oleh Credit Suisse, yang akan mengenakan tingkat suku bunga tetap. Perseroan mencari pinjaman menyusul penundaan penjualan anak perusahaannya, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia, kepada PT Borneo Lumbung Energi. (*)
Copyright © ANTARA 2006