Jakarta (ANTARA) - Peneliti telah mengungkapkan hubungan mengejutkan antara endometriosis dan kesehatan kardiovaskular pada wanita, dengan studi terbaru menunjukkan bahwa wanita dengan kondisi ini menghadapi risiko 20 persen lebih tinggi terhadap kejadian jantung serius, termasuk serangan jantung dan stroke.
Dikutip dari Medical Daily, Rabu (4/8), endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya melapisi rahim, yang dikenal sebagai endometrium, tumbuh di luar rahim.
Hal ini sering menyebabkan gejala seperti nyeri, kelelahan, pembengkakan, kram menstruasi parah, perdarahan berat, dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Baca juga: Kenali nyeri haid indikasi endometriosis
Ini juga merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pada wanita, dengan American Society for Reproductive Medicine memperkirakan bahwa 24 persen hingga 50 persen wanita yang mengalami kesulitan untuk hamil memiliki endometriosis.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa endometriosis terkait dengan peningkatan risiko kanker seperti kanker ovarium.
Studi terbaru lebih menyoroti risiko ini, mengungkapkan bahwa wanita dengan bentuk endometriosis yang parah, seperti endometriosis infiltratif dalam atau endometrioma ovarium (umumnya dikenal sebagai kista coklat), memiliki kemungkinan 9,7 kali lebih besar untuk mengembangkan kanker ovarium.
Baca juga: Faktor lingkungan juga dapat berpengaruh pada kondisi endometriosis
Dalam studi terbaru, para peneliti menganalisis data dari 60 ribu wanita dengan endometriosis dalam basis data Denmark, melacak kesehatan mereka selama rata-rata 16 tahun untuk memeriksa kejadian serangan jantung dan stroke. Temuan ini kemudian dibandingkan dengan kejadian kardiovaskular pada 242 ribu wanita yang sebanding usia tanpa endometriosis.
Studi ini mengungkapkan bahwa wanita dengan endometriosis memiliki risiko 35 persen lebih tinggi mengalami serangan jantung dan risiko 20 persen lebih tinggi terhadap stroke iskemik (yang disebabkan oleh gumpalan darah), dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Selain itu, mereka dengan endometriosis menghadapi risiko 21 persen lebih tinggi untuk mengembangkan aritmia jantung dan risiko 11 persen lebih tinggi terhadap gagal jantung.
Baca juga: Endometriosis dapat menimbulkan konsekuensi pada kehamilan
Temuan ini dibagikan pada pertemuan tahunan European Society of Cardiology di London minggu lalu.
"Selama beberapa dekade, penyakit kardiovaskular (CVD) dianggap sebagai penyakit pria dan faktor risikonya dipertimbangkan dari sudut pandang pria, misalnya, memasukkan disfungsi ereksi dalam pedoman penilaian risiko CVD. Namun, 1 dari 3 wanita meninggal karena CVD dan 1 dari 10 wanita menderita endometriosis. Hasil kami menunjukkan bahwa mungkin saatnya untuk secara rutin mempertimbangkan risiko CVD pada wanita dengan endometriosis," kata Dr. Eva Havers-Borgersen, penulis utama studi, dalam siaran pers.
"Kami menyarankan agar wanita dengan endometriosis menjalani penilaian risiko CVD, dan kini saatnya faktor risiko spesifik wanita, seperti endometriosis, serta diabetes gestasional dan preeklamsia dipertimbangkan dalam model prediksi risiko kardiovaskular. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan kami dan mengintegrasikan faktor-faktor ini ke dalam model prediksi risiko yang efektif," tambah Dr. Havers-Borgersen.
Baca juga: Endometriosis bisa disebabkan faktor genetik
Baca juga: Wanita menopause masih bisa terkena endometriosis
Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024