"Penguatan dolar AS di dalam negeri pagi ini cenderung tertahan, diperkirakan masih masuknya aliran dana asing ke pasar keuangan domestik terutama saham menopang rupiah," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan mata uang domestik itu cenderung tertahan seiring dengan membesarnya defisit neraca perdagangan Jepang sehingga memberikan kekhawatiran kepada pelaku pasar keuangan di dalam negeri bahwa kinerja neraca Indonesia juga akan mengalami kinerja sama.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar juga mengkhawatirkan musim pembagian dividen emiten, investor asing bisa membuat aliran dana keluar dari pasar keuangan domestik dan meningkatkan permintaan atas dolar AS.
Sementara itu terpantau pada pukul 10.00 WIB, mata uang rupiah mengalami pembalikan arah ke area negatif atau melemah sebesar 115 poin menjadi Rp11.585 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa rupiah kembali melemah terhadap dolar AS menyusul belum adanya kejelasan politik.
"Diharapkan setelah adanya kepastian dari pasangan calon Presiden rupiah dapat kembali bergerak ke area positif, apalagi pasangan yang ditampilkan sesuai dengan harapan pasar keuangan," kata dia.
Ia memperkirakan bahwa pergerakan mata uang rupiah pada pekan ini akan berfluktuasi di kisaran Rp11.450--Rp11.600 per dolar AS.
Pewarta: Zubi M
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014