Jakarta (ANTARA) - Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan inflasi pada akhir 2024 akan berada di level 2,78 persen atau di atas inflasi tahun 2023 yang sebesar 2,61 persen.

“Inflasi masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia yang sebesar 1,5 persen sampai dengan 3,5 persen tahun ini,” kata Ekonom Senior Bank Mandiri Reny Eka Putri saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Reny menuturkan inflasi 2024 diproyeksikan dapat tumbuh sedikit lebih tinggi dari tahun 2023 karena harga komoditas dan pangan sempat meningkat setelah mengalami tekanan akibat konflik geopolitik dan risiko imported inflation.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,03 persen secara month on month (mom) pada Agustus 2024.

Menurut Reny, realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar dengan inflasi sebesar 0,00 persen (mom), namun lebih tinggi dibandingkan Juli 2024 yang mencatat deflasi sebesar 0,18 persen (mom).

Rendahnya inflasi Agustus 2024 dipengaruhi deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,52 persen (mom) dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi sebesar 0,02 persen (mom).

Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan yang tumbuh sebesar 0,65 persen (mom) pada Agu-24 bertepatan dengan tahun ajaran baru.

Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 2,12 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang sebesar 2,10 persen (yoy), namun di bawah inflasi Juli 2024 yang sebesar 2,13 persen (yoy).

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan untuk mewujudkan stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.

"Kita perlu memperkuat koordinasi dan sinergi pengendalian inflasi dalam menjaga stabilitas harga dan membangun ketahanan pangan guna memitigasi risiko inflasi ke depan utamanya dari sisi pasokan, yaitu gangguan produksi akibat bencana alam dan faktor musiman serta kendala distribusi," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti di Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Untuk itu, Destry menuturkan inovasi pengendalian inflasi pangan secara end-to-end atau dari hulu ke hilir harus dioptimalisasi secara simultan untuk meningkatkan produktivitas di sisi hulu dan mendorong perluasan jangkauan distribusi di sisi hilir.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025.

Baca juga: Pemerintah nilai inflasi Agustus jadi sinyal harga pangan terkendali
Baca juga: Ekonom nilai deflasi bulan Agustus pertanda adanya pelemahan daya beli
Baca juga: BPS menilai deflasi 4 bulan berturut-turut disebabkan suplai melimpah


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024